Di tengah pemberitaan berbagai dampak negatif kopi, ternyata minum kopi diduga mampu memperkecil risiko terkena kanker. Menurut penelitian yang baru dirilis, minum kopi mengurangi risiko berkembangnya kanker hati, namun belum terbukti dapat menurunkan kemungkinan terserangnya kanker kolorektal, ungkap dua studi. Peneliti Jepang yang meneliti lebih dari 90.000 laki-laki dan perempuan usia paruh baya menemukan bahwa risiko kanker hati untuk orang yang tidak pernah minum kopi adalah sekitar 547 kasus per 100.000 orang. Sementara risiko di antara mereka yang minum kopi setiap hari sekitar 215 per 100.000 orang.
Studi terpisah dari Brigham and Women’s Hospital di Boston meneliti sekitar 134.000 laki-laki dan perempuan dan menemukan kopi tidak memiliki efek yang signifikan berkaitan dengan risiko kanker kolorektal. Kedua studi itu dipublikasikan pada 16 Februari di Journal of The National Cancer Institute. Karen Michels, associate professor di Brigham and Womens’s yang memimpin studi itu mengatakan pihaknya melakukan penelitian untuk mendapatkan bukti keras pada efek kopi terhadap berbagai macam kanker. Komunitas medis tertarik dalam penemuan tersebut karena minum kopi adalah kebiasaan yang mendunia dan orang gampang berubah.
“Anda dapat melakukan studi predisposisi genetik untuk kanker yang berbeda, dan ini menarik. Tapi tidak ada yang dapat anda lakukan soal ini,” kata Michael dalam suatu wawancara seperti dikutip dari Bloomberg. “Minum kopi adalah satu perilaku, dan Anda dapat melakukan modifikasi.” Sekitar 49% orang Amerika yang berusia di atas 18 tahun meminum kopi setiap hari, menurut The National Coffee Associaton, yang berbasis di New York. Sementara orang Jepang minum rata-rata 10 cangkir kopi setiap hari, ungkap studi di Jepang. Studi di Boston mengkhususkan partisipan minum kopi dengan kafein. Sedangkan studi di Jepang tidak membedakan tipe kopi yang dikonsumsi, kendati peneliti mengatakan kopi dekafein sangat jarang diminum di Jepang.
Kandungan kopi
Kopi mengandung zat yang disebut dengan chlorogenic acid, yang tampaknya dapat mencegah pertumbuhan kanker di liver, ungkap studi yang dipimpin oleh Manami dari National Cancer Center di Tokyo. Sebelumnya kopi dengan kafein juga diduga mampu menahan kanker kolorektal karena meningkatkan fungsi isi perut, yang menurunkan kerusakan terhadap bagian dari usus, kata Michels.
Studi Brigham and Woman menemukan selain kopi dengan kafein tampaknya menurunkan risiko kanker kolorektal, dekaf juga meningkatkan fungsi bowels, dan tidak mengandung kafein, suatu zat yang dapat menyebabkan kanker. Komunitas medis tidak mencapai konsensus seberapa banyak kopi, jika ada, yang seharusnya dikonsumsi orang. Peneliti tetap mengingatkan efek minuman itu terhadap berbagai macam penyakit termasuk perut dan kanker esophageal, penyakit jantung dan diabetes.
Studi terpisah dari Brigham and Women’s Hospital di Boston meneliti sekitar 134.000 laki-laki dan perempuan dan menemukan kopi tidak memiliki efek yang signifikan berkaitan dengan risiko kanker kolorektal. Kedua studi itu dipublikasikan pada 16 Februari di Journal of The National Cancer Institute. Karen Michels, associate professor di Brigham and Womens’s yang memimpin studi itu mengatakan pihaknya melakukan penelitian untuk mendapatkan bukti keras pada efek kopi terhadap berbagai macam kanker. Komunitas medis tertarik dalam penemuan tersebut karena minum kopi adalah kebiasaan yang mendunia dan orang gampang berubah.
“Anda dapat melakukan studi predisposisi genetik untuk kanker yang berbeda, dan ini menarik. Tapi tidak ada yang dapat anda lakukan soal ini,” kata Michael dalam suatu wawancara seperti dikutip dari Bloomberg. “Minum kopi adalah satu perilaku, dan Anda dapat melakukan modifikasi.” Sekitar 49% orang Amerika yang berusia di atas 18 tahun meminum kopi setiap hari, menurut The National Coffee Associaton, yang berbasis di New York. Sementara orang Jepang minum rata-rata 10 cangkir kopi setiap hari, ungkap studi di Jepang. Studi di Boston mengkhususkan partisipan minum kopi dengan kafein. Sedangkan studi di Jepang tidak membedakan tipe kopi yang dikonsumsi, kendati peneliti mengatakan kopi dekafein sangat jarang diminum di Jepang.
Kandungan kopi
Kopi mengandung zat yang disebut dengan chlorogenic acid, yang tampaknya dapat mencegah pertumbuhan kanker di liver, ungkap studi yang dipimpin oleh Manami dari National Cancer Center di Tokyo. Sebelumnya kopi dengan kafein juga diduga mampu menahan kanker kolorektal karena meningkatkan fungsi isi perut, yang menurunkan kerusakan terhadap bagian dari usus, kata Michels.
Studi Brigham and Woman menemukan selain kopi dengan kafein tampaknya menurunkan risiko kanker kolorektal, dekaf juga meningkatkan fungsi bowels, dan tidak mengandung kafein, suatu zat yang dapat menyebabkan kanker. Komunitas medis tidak mencapai konsensus seberapa banyak kopi, jika ada, yang seharusnya dikonsumsi orang. Peneliti tetap mengingatkan efek minuman itu terhadap berbagai macam penyakit termasuk perut dan kanker esophageal, penyakit jantung dan diabetes.