Namaku Joe (udah pada kenal kan?), ini adalah cerita yang terjadi tahun lalu.
Kriiiiiiiiing....
Telpon di ruanganan ku
berdering. Dengan malas ku angkat telpon tersebut. Ternyata dari
kantor pusat memberitahu bahwa besok ada meeting dengan direksi. Mau
tak mau Aku harus datang. Hari itu awal bulan mei tahun lalu. Hari itu
kondisiku memang sedikit sakit. Tak mungkin ku mengendarai motor
keluar kota dengan kondisi seperti ini.Malam itu kerjaanku cukup banyak, karna harus membuat laporan bulanan dan berbagai macam laporan lainnya. Pagi hari sekitar pukul 04:00 WIB, aku sudah berada di bus antar provinsi. Biasanya jam segini aku masih terlelap dalam buaian mimpi. Tapi tidak untuk pagi ini, dengan segala macam penat yg menyelimuti ku paksakan kaki untuk beramgkat.
singkat cerita :
Meeting kali ini berjalan cukup lancar, bahkan terlalu lancar sampai selesai sekitar pukul 18:00 WIB.
Pulang dari kantor, Aku menunggu bus di sebuah halte. Tak ada yg menarik dsini, yg ada hanyalah setumpuk buruh pabrik menebarkan aroma kelelahan setelah seharian bekerja. Sampai sekitar 15 menit aku menunggu. Sebuah honda jazz merah berhenti dan menurunkan seorang anak perempuan. Umurnya mungkin sekitar 5 tahun dibawahku, sebagai catatan umurku saat itu adalah 22 tahun.
Tak ada yg istimewa dari perempuan itu selain, parasnya yg sangat cantik, kulitnya yg putih tanpa cacat, dan sebuah tonjolan menarik lainnya (tebak sendiri ya).
Tak lama berselang bus yg ku tunggu datang, segera ku buru masuk tanpa menghiraukan perempuan itu lagi. Saat itu keadaan di dalam cukup padat. Hanya ada 3 bangku kosong. Itu pun tempatnya di ruang rokok. “Tak apalah, toh sama2 duduk, sama2 dingin” pikirku.
Tak disangka tak di duga perempuan tadi ikut naik dengan bus yg sama denganku. Bagai punduk merindukan bulan, ah salah..pucuk di cinta ulan pun tiba. Perempuan itu duduk tepat disebelahku. Terlihat dengan jelas di depan mataku parasnya yg seperti bidadari itu, apalagi itu nya itu lho…(WAW)
Aroma tubuhnya menambah gejolak jantungku menjadi tak menentu.. Kadang kenceng, kadang pelan, kadang berenti 2 menit nunggu penumpang..( nah Lho..itu jantung apa kopaja )
Dari mata turun ke hati naik lagi ke orak tapi berenti di ujung lidah, tak ada keberanian yg memadai untuk sekedar bilang “hay”.
Setengah jam aku disini tanpa suara. Hanya bisa pandangi bibir tipisnya yg menarik (lagunya iwan fals donk). Tanpa terasa aku sudah memasuki daerah kebon nanas. Sekitar separuh pemumpang bus itu turun (ada yg turun kaki nya aja…ada juga yg turun badanya aja. Nama nya juga separuh ).
Penumpang yg ada di ruangan itu pun mulai pindah ke depan. Tapi kenapa perempuan itu gak ikutan pindah ya.?
“Koq gak pindah ke didepan dek..? Dsini kan banyak asap rokok” kataku memulai pembicaraan
“Hah..eh apa..?” Dia seperti tak mendengarku secara penuh. Wajar, karna kami dari tadi hanya diam. Setelah ku ulangi pertanyaanku baru dia menjawab.
“Disini aja deh, udah PW” suaranya bagai belati yg menghentikan aliran darahku. Tak ada suara lagi yg keluar dari mulutku, masih terngiang dengan jelas alunan suaranya yg lembut.
“Emang mau kemana dek.?” Tanyaku mencoba sedikit ramah.
“Mau ke Bandung bang” jawabnya
“Waah…kita satu tujuan donk” kataku senang.
“Lah…inikan memang bus jurusan bandung” potongnya..mampus lu. Makanya jangan senang dulu. Gak lucu kali naik bus jurusan bandung tapi bilang mau ke palembang.
“Eh..iya ya” kataku seperti kerbau bodoh.
“ke bandung kuliah apa kerja dek.?” Tanyaku.
“kuliah bang” jawabnya singkat. Mahasiswi rupanya..waah cocok dah.
Mendengar jawabannya yang singkat-singkat, aku menjadi sedikit riskan untuk bertanya lebih jauh takut dibilang banyak tanya lu. Tapi bukan joe namanya kalau gak nekat “Jangan panggil.bang donk..koq rasanya tua banget.panggil aja joe..itu namaku, klo’ boleh tau nama adik siapa ya.?” Mulai deh jiwa playboy ku beraksi.
“Nama saya ririn bang eh joe” jawabnya seperti memaksakan ketika menyebut namaku…namanya ririn, rintangan dapetin dia..harus beli honda jazz dulu kali ya..hehehe
Mulai lah percakapan yg tak tau pangkal dan ujungnya itu di mulia. Dari bahas kuliah, pekerjaan, cuaca malam itu, ampe bahas AC bus yg..beuuh dingin bangeetz.
“Ini dek pake aja sweeter abang klo’ kedinginan” kataku seraya melepas sweeter yg ku pakai, sebenernya dingim juga sih klo’ gak pake sweeter..tapi ya namanya juga PDKT.
“Gak usah..makasih bang” jawabnya. Gak usah apaan…tu sweeter di ambil juga.
“dek liat bulan deh di luar itu” kataku sambil menunjuk bulan yg ada di balik jendela.
“Iya bang..emangnya kenapa bang” jawabnya tak mengerti klo’ macan disebelahnya mau ngegombal.
“Bulan itu dari pertama abang bisa liat ampe sekarang gitu2 aja ya.. tapi kenapa ya klo’ abang liat adik rasanya seperti lagi meluk bulan gitu deh” rayuan gaya tahun 70an tuuh.
“Ah..abang ini bisa aja” jawabnya tersikut, eh tersipu maksudnya.
Perasaan tadi ku bilang gak usah panggil abang, tapi kenapa masih abang2 juga..?? Apa nama gua jelek kali ya..?? Joe..!! (Senyum bebek)
“Bang emang gak dingin ya sweeternya adik pake’..?”
“Gak koq dek..kan adadek yg menghangatkam hati abang” gubraaak ni sopir klo’ denger langsung ngerem mendadak kali ya..
“adek percaya gak ama CINTA pada pandangan pertama..?” Pancingku.
“Eeh..percaya gak percaya sih bang…klo’ abang..?”
“Abang sih gak percaya dek” jawabku mantap
“lho..kenapa bang” dari raut mukanya terlihat sedikit kecewa. Sebenarnya memang ekspresi seperti inilah yang aku inginkan.
“Menurut abang CINTA tu datangnya pada pandangan ke dua…tapi berlanjut terus sampe mati..karna abang tadi ngeliatdek yg pertama ke alangan ketek orang yg disebelah abang” jawabku dengan raut muka serius.
“Aah..abang bisa aja” katanya sedikit manja.
Lalu tiba2 dia nyubit gua..gua cubit balik. Dia nyikut gua..gua sikut balik rada keras. Dia jitak gua pake sepatu..gua jitak pake palu safty…terjadilah pertarungan yg sangat seru…!!!
Lho..ini kenapa ceritanya jadi ngaco gini..abaikan pertarungan di atas.
“dik..menurut kamu abang ni kayak mana ya orangnya..?” Ku bertanya dengan raut muka se-unyu mungkin
“Gokil…truz pinter gombal lagi” jawabnya dengan sebuah senyuman lebar.
“Gombal…?? Kapan abang ngegombal..?? Itu mah bukan gombaldek..semua kata yg tercipta begitu saja seperti CINTA yg mengalir dari mata turun ke hati..tanpadek kata2 itu gak bakal pernah muncul” Ini udah hampir masuk babak terakhir gombalan yang ku punya.
“Eh..maksudnya bang.?” Dia seperti kaget.
Lalu ku lanjutkan dengan kata terakhir gombalan ini “jika kerajaan malam punya permaisuri bernama rembulan…dik ririn mau gak jadi permaisuri di kerajaan hati abang..?”
Diam....???
Ya hanya diam.
Tak ada satu patah kata pun yg keluar dari mulutnya…udah kepalang tanggung.
Ku genggam jemarinya dan kupandangi ke dua bola matanya. Tetap tak ada sepatah katapun yg keluar dari bibir manis itu. Jika memang dalam hitungam ke sembilan tak ada sePatah katapun yg keluar..Gua patahin juga leher lu bocah.
1…2… aku mulai menghitung (dalam hati)
8…8,5…8,75…sembi (setelah hampir hitungan ke 9 dia masih terdiam)
Tak ada respon...???
Dia tak membalas ciumanku..juga tak menolaknya. “I Love You” ku bisikan sebuah kata penuh arti perlahan tapi pasti di telinganya. Lalu…sebuah kecupan hangat ku berikan ke bibirnya lagi, kami melakukannya sampai sekitar 15 menitan. Setelah itu kami kembali masuk dalam kebisuan.
Bus berhenti di sebuah terminal…tanpa kami sadar, kami telah sampai di kota tujuan. Setelah bertukar nomer hp dan pin bb. Kami berpisah di terminal itu.
"Sayang sekali, seminggu lagi aku harus meninggalkan kota ini” kutukku dalam batin. Kenangan itu tinggallah kenangan, mungkin ada kalanya juga harus dibuang. Seperti Bunga Layu di pot meja kerjaku.