Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan

Bercinta Pada Pandangan Pertama

Namaku Joe (udah pada kenal kan?), ini adalah cerita yang terjadi tahun lalu.
 
Kriiiiiiiiing....
Telpon di ruanganan ku berdering. Dengan malas ku angkat telpon tersebut. Ternyata dari kantor pusat memberitahu bahwa besok ada meeting dengan direksi. Mau tak mau Aku harus datang. Hari itu awal bulan mei tahun lalu. Hari itu kondisiku memang sedikit sakit. Tak mungkin ku mengendarai motor keluar kota dengan kondisi seperti ini.

Malam itu kerjaanku cukup banyak, karna harus membuat laporan bulanan dan berbagai macam laporan lainnya. Pagi hari sekitar pukul 04:00 WIB, aku sudah berada di bus antar provinsi. Biasanya jam segini aku masih terlelap dalam buaian mimpi. Tapi tidak untuk pagi ini, dengan segala macam penat yg menyelimuti ku paksakan kaki untuk beramgkat.

singkat cerita :

Meeting kali ini berjalan cukup lancar, bahkan terlalu lancar sampai selesai sekitar pukul 18:00 WIB.

Pulang dari kantor, Aku menunggu bus di sebuah halte. Tak ada yg menarik dsini, yg ada hanyalah setumpuk buruh pabrik menebarkan aroma kelelahan setelah seharian bekerja. Sampai sekitar 15 menit aku menunggu. Sebuah honda jazz merah berhenti dan menurunkan seorang anak perempuan. Umurnya mungkin sekitar 5 tahun dibawahku, sebagai catatan umurku saat itu adalah 22 tahun.

Tak ada yg istimewa dari perempuan itu selain, parasnya yg sangat cantik, kulitnya yg putih tanpa cacat, dan sebuah tonjolan menarik lainnya (tebak sendiri ya).

Tak lama berselang bus yg ku tunggu datang, segera ku buru masuk tanpa menghiraukan perempuan itu lagi. Saat itu keadaan di dalam cukup padat. Hanya ada 3 bangku kosong. Itu pun tempatnya di ruang rokok. “Tak apalah, toh sama2 duduk, sama2 dingin” pikirku.

Tak disangka tak di duga perempuan tadi ikut naik dengan bus yg sama denganku. Bagai punduk merindukan bulan, ah salah..pucuk di cinta ulan pun tiba. Perempuan itu duduk tepat disebelahku. Terlihat dengan jelas di depan mataku parasnya yg seperti bidadari itu, apalagi itu nya itu lho…(WAW)

Aroma tubuhnya menambah gejolak jantungku menjadi tak menentu.. Kadang kenceng, kadang pelan, kadang berenti 2 menit nunggu penumpang..( nah Lho..itu jantung apa kopaja )

Dari mata turun ke hati naik lagi ke orak tapi berenti di ujung lidah, tak ada keberanian yg memadai untuk sekedar bilang “hay”.

Setengah jam aku disini tanpa suara. Hanya bisa pandangi bibir tipisnya yg menarik (lagunya iwan fals donk). Tanpa terasa aku sudah memasuki daerah kebon nanas. Sekitar separuh pemumpang bus itu turun (ada yg turun kaki nya aja…ada juga yg turun badanya aja. Nama nya juga separuh ).

Penumpang yg ada di ruangan itu pun mulai pindah ke depan. Tapi kenapa perempuan itu gak ikutan pindah ya.?
“Koq gak pindah ke didepan dek..? Dsini kan banyak asap rokok” kataku memulai pembicaraan

“Hah..eh apa..?” Dia seperti tak mendengarku secara penuh. Wajar, karna kami dari tadi hanya diam. Setelah ku ulangi pertanyaanku baru dia menjawab.
“Disini aja deh, udah PW” suaranya bagai belati yg menghentikan aliran darahku. Tak ada suara lagi yg keluar dari mulutku, masih terngiang dengan jelas alunan suaranya yg lembut.

“Emang mau kemana dek.?” Tanyaku mencoba sedikit ramah.

“Mau ke Bandung bang” jawabnya

“Waah…kita satu tujuan donk” kataku senang.

“Lah…inikan memang bus jurusan bandung” potongnya..mampus lu. Makanya jangan senang dulu. Gak lucu kali naik bus jurusan bandung tapi bilang mau ke palembang.

“Eh..iya ya” kataku seperti kerbau bodoh.

“ke bandung kuliah apa kerja dek.?” Tanyaku.

“kuliah bang” jawabnya singkat. Mahasiswi rupanya..waah cocok dah.
Mendengar jawabannya yang singkat-singkat, aku menjadi sedikit riskan untuk bertanya lebih jauh takut dibilang banyak tanya lu. Tapi bukan joe namanya kalau gak nekat “Jangan panggil.bang donk..koq rasanya tua banget.panggil aja joe..itu namaku, klo’ boleh tau nama adik siapa ya.?” Mulai deh jiwa playboy ku beraksi.

“Nama saya ririn bang eh joe” jawabnya seperti memaksakan ketika menyebut namaku…namanya ririn, rintangan dapetin dia..harus beli honda jazz dulu kali ya..hehehe

Mulai lah percakapan yg tak tau pangkal dan ujungnya itu di mulia. Dari bahas kuliah, pekerjaan, cuaca malam itu, ampe bahas AC bus yg..beuuh dingin bangeetz.

“Ini dek pake aja sweeter abang klo’ kedinginan” kataku seraya melepas sweeter yg ku pakai, sebenernya dingim juga sih klo’ gak pake sweeter..tapi ya namanya juga PDKT.

“Gak usah..makasih bang” jawabnya. Gak usah apaan…tu sweeter di ambil juga.

“dek liat bulan deh di luar itu” kataku sambil menunjuk bulan yg ada di balik jendela.

“Iya bang..emangnya kenapa bang” jawabnya tak mengerti klo’ macan disebelahnya mau ngegombal.

“Bulan itu dari pertama abang bisa liat ampe sekarang gitu2 aja ya.. tapi kenapa ya klo’ abang liat adik rasanya seperti lagi meluk bulan gitu deh” rayuan gaya tahun 70an tuuh.

“Ah..abang ini bisa aja” jawabnya tersikut, eh tersipu maksudnya.
Perasaan tadi ku bilang gak usah panggil abang, tapi kenapa masih abang2 juga..?? Apa nama gua jelek kali ya..?? Joe..!! (Senyum bebek)
“Bang emang gak dingin ya sweeternya adik pake’..?”
“Gak koq dek..kan adadek yg menghangatkam hati abang” gubraaak ni sopir klo’ denger langsung ngerem mendadak kali ya..

“adek percaya gak ama CINTA pada pandangan pertama..?” Pancingku.

“Eeh..percaya gak percaya sih bang…klo’ abang..?”

“Abang sih gak percaya dek” jawabku mantap

“lho..kenapa bang” dari raut mukanya terlihat sedikit kecewa. Sebenarnya memang ekspresi seperti inilah yang aku inginkan.

“Menurut abang CINTA tu datangnya pada pandangan ke dua…tapi berlanjut terus sampe mati..karna abang tadi ngeliatdek yg pertama ke alangan ketek orang yg disebelah abang” jawabku dengan raut muka serius.

“Aah..abang bisa aja” katanya sedikit manja.

Lalu tiba2 dia nyubit gua..gua cubit balik. Dia nyikut gua..gua sikut balik rada keras. Dia jitak gua pake sepatu..gua jitak pake palu safty…terjadilah pertarungan yg sangat seru…!!!
Lho..ini kenapa ceritanya jadi ngaco gini..abaikan pertarungan di atas.

“dik..menurut kamu abang ni kayak mana ya orangnya..?” Ku bertanya dengan raut muka se-unyu mungkin

“Gokil…truz pinter gombal lagi” jawabnya dengan sebuah senyuman lebar.

“Gombal…?? Kapan abang ngegombal..?? Itu mah bukan gombaldek..semua kata yg tercipta begitu saja seperti CINTA yg mengalir dari mata turun ke hati..tanpadek kata2 itu gak bakal pernah muncul” Ini udah hampir masuk babak terakhir gombalan yang ku punya.

“Eh..maksudnya bang.?” Dia seperti kaget.

Lalu ku lanjutkan dengan kata terakhir gombalan ini “jika kerajaan malam punya permaisuri bernama rembulan…dik ririn mau gak jadi permaisuri di kerajaan hati abang..?”

Diam....???

Ya hanya diam.

Tak ada satu patah kata pun yg keluar dari mulutnya…udah kepalang tanggung.

Ku genggam jemarinya dan kupandangi ke dua bola matanya. Tetap tak ada sepatah katapun yg keluar dari bibir manis itu. Jika memang dalam hitungam ke sembilan tak ada sePatah katapun yg keluar..Gua patahin juga leher lu bocah.

1…2… aku mulai menghitung (dalam hati)
8…8,5…8,75…sembi (setelah hampir hitungan ke 9 dia masih terdiam)

Sebuah kecupan hangat ku berikan pada bibirnya yg memang sangat manis itu.

Tak ada respon...???

Dia tak membalas ciumanku..juga tak menolaknya. “I Love You” ku bisikan sebuah kata penuh arti perlahan tapi pasti di telinganya. Lalu…sebuah kecupan hangat ku berikan ke bibirnya lagi, kami melakukannya sampai sekitar 15 menitan. Setelah itu kami kembali masuk dalam kebisuan.

Bus berhenti di sebuah terminal…tanpa kami sadar, kami telah sampai di kota tujuan. Setelah bertukar nomer hp dan pin bb. Kami berpisah di terminal itu.

"Sayang sekali, seminggu lagi aku harus meninggalkan kota ini” kutukku dalam batin. Kenangan itu tinggallah kenangan, mungkin ada kalanya juga harus dibuang. Seperti Bunga Layu di pot meja kerjaku.

Bosan Dan Menjadi Asing


Sedikit curhat dan berbagi apa yang ada dalam Hati ini. Mungkin sedikit melow tapi kenyataanya memang seperti itu? simak baik-baik ya

Boleh jadi saat ini aku sedang dalam keadaan sepenuh benci. Sangat benci. Teramat benci.

Mengapa? Mungkin itu tanyamu.

Okelah. Akan aku jawab agar kamu merasa puas. Sepuas dahagamu saat bertemu air. Akan aku jawab, maka dengarkan baik-baik. Jangan sampai aku ulang sampai telingamu menjadi tuli oleh ulanganku. Akan aku katakan dengan keras sampai engkau tidak butuh telinga untuk mendengarkan semua ucap tuturku ini.

Aku benci karena aku menjadi asing! Ceritaku

Aku menjadi asing di depanmu. Terasing dari pikiranmu. Aku adalah mereka yang engkau abaikan di dalam hati. Itulah mengapa aku menjadi benci. Benci terutama tentangmu, benci untuk pernah mengetahui keberadaanmu.

Mungkin ini karma. Mereka yang mencintaiku, entah setan mana, aku jadikan asing dalam kehidupanku. Dan sekarang, aku yang mencintaimu, engkau jadikan asing di dalam kehidupanmu.

Aku butuh engkau ingat tentang aku. Aku ingin hidup di antara sisir-sisir hidupmu. Aku ingin engkau melihatku, mendengarkanku, membicarakan aku, mencium harumku, berpikir tentangku, mentasbihkan aku di dalam hatimu. Aku ingin itu.

Hatta. Engkau alpa tentang aku. Engkau asingkan aku. Campakkan aku. Nanti, baru engkau datang setelah engkau butuh akan aku. Engkau parasit sejati! Dan aku inang yang terus mendampakan rindu.

Aku yakin, hidup sudah sedemikian teramat gila. Aku yang gila tentangmu, dan engkau pun sama gila! Gilamu adalah mengasingkan aku. Terkutuk, summa-terkutuk! Aku harus mengutukmu dengan kutukan serapah yang bahkan tidak pernah didengarkan oleh anak manusia. Agar engkau sadar, dosamu itu sangat besar. Lebih besar daripada dosa Adam yang memakan buah dari pohon pengetahuan. Dosa Adam terampunkan, namun aku tidak akan mengampuni dosamu. Hingga tujuh kiamat terulang!

Ini belum usai. Kutukanku terhadapmu tak akan usai, bahkan jika tujuh lautan dijadikan tinta dan semua pohon menjadi pena.

Aku benci kamu. Sangat benci. Teramat benci.

Apa engkau tahu? Saban malam aku meminta kepada Tuhan cuma satu, jangan jadikan aku alpa di hatimu. Namun, mungkin Tuhan tidaklah sedang berada di dekat urat leherku. Jarak langit dan bumi yang teramat jauh, membuat doaku tak akan pernah sampai. Tetapi aku tidak menyerah, meminta Tuhan agar aku menjadi ada, terutama di hatimu.

Salahkah aku meminta, yang boleh jadi tidaklah seberapa. Cuma satu, agar aku tidaklah menjadi alpa. Aku tidak meminta kau lupa kepada yang lain, yang aku minta cuma agar engkau tidak melupakan aku.

Bahkan, engkaupun telah lupa dengan namaku.

Aku tidak tahu apa dosaku. Ribuan sinyal aku kirimkan, namun engkau malah acuh. Mungkin engkau anggap aku seperti setan. Ya, aku kesurupan. Engkau membuat aku kesetanan.

Darah dalam nadiku sekarang berwarna hitam. Aku menolak semua oksigen yang masuk mendekam dalam paru. Aku ucapkan kepada mereka, tidak boleh ada darah yang mengalir tanpa namamu.

Boleh jadi engkau telah lupa tentang aku. Tetapi aku, tidak akan lupa tentangmu.

Hehehehehehe.....!!!!!!

Anugerah Terindah

Tepat jam 12 malam si adik menelponku, dalam keadaan terkantuk-kantuk aku paksain dengerin dia cerita dan menanggapi smua pembicaraannya. Cerita dari A sampe Z terus aku dengarkan dan perhatikan. Kita mencoba untuk membuka pikiran dan diskusi akan suatu hal. Semua aku tanggapi positif dan serius.
Bro, aku setuju dengan semua rencana-rencanamu, Mas akan terus mendukungmu. Mari kita berjuang bersama-sama untuk keluarga kita. Keadaan sudah berbeda, kita harus kuat, kerja keras demi suatu cita-cita.
Untukmu "my brother" , aku sangat bangga denganmu, ternyata kedewasaan telah bersamamu.  I love you.....
Segala sesuatu butuh usaha dan kerja keras. Bulatkan tekad dan tetapkan niat. Mulakanlah dengan bismillah...., Jika kau berniat  baik pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Terlintas dalam pikiranku yang sedih, senang dan kacau, pikiran ini semakin berfikir semakin jauh dan jau bahkan sangat jauh sekali....

Apa sih yang membuatku bahagia saat ini ?
Apa sih yang membuatku bisa bertahan hingga sekarang ini?
Itulah pertanyaan yang akhir-akhir ini berputar dalam benak dan pikiranku. Dengan pelan aku mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Mungkin saat ini baru terasa kalo aku telah memiliki penyemangat hidup, yang selalu bisa membuatku  lebih kuat, semangat dan optimis dalam menghadapi segala tantangan kehidupan. Ketika aku ingat akan ayah, ibu dan sodara-sodara kecilku, serta orang lain yang sangat aku cintai rasanya semangat untuk selalu maju, berkembang dan tetap bertahan itu semakin besar, yang mungkin tadinya sempat layu, namun dengan keberadaan mereka telah membuat sesuatu yang layu itu menjadi bersemi kembali.

Ya Allah..., terima kasih Engkau telah memberikanku "anugerah terindah" dalam hidupku saat ini. Kau karuniai aku sodara-sodara kecil yang begitu kuat, tegar dan penuh semangat, meskipun dalam keadaan yang sangat membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Ada seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang dan tetap selalu tegar dalam menghadapi segala masalah kehidupannya. Kau berikanku "seorang teman" yang begitu baik dan penuh karakter yang tak pernah hentinya selalu mengajarkan & mengarahkanku untuk menjadi Pria kuat dan berkembang. Dan Engkau juga ciptakan suatu lingkungan yang begitu kondusif untukku dilengkapi dengan begitu banyaknya sahabat dan sodara yang begitu menyayangiku.

Yang terpenting, lakukan yang terbaik untuk memberikan sebuah arti dari kehidupan yang kita jalani. Gak mungkin dunk, kita hidup bisanya selalu menyusahkan orang lain tanpa memikirkan perencanaan yang akan dilakukan di masa depan. Mengingat kondisi sebagian orang yang suka menilai dari sisi luarnya, jangan sampai kamu memiliki image yang rada gimana gitu… Karena memang tidak bisa dipungkiri, orang melihat dan menilai kita berdasarkan sisi luarnya saja, dan seperti itulah orang memandang diri kita meskipun mereka belum mengetahui tentang diri kita yang sebenarnya. Jika kamu merasa seperti itu, atau pernah mengalami seperti itu, santai aja… cooling down and tetep optimis, buktikan bahwa kamu adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mencoba untuk meraih cita-cita (atau cinta). Bingung khan…

Galau Di Malam Hari

Galau
masalah perasaan. akhir – akhir ini saya sedang dilanda kebingungan dan kegalauan karena masalah perasaan saya. yah memang yah, makhluk lawan jenis itu adalah tipikal makhluk yang bikin hati saya cenat cenut banget.

saya sih sebenarnya tipe orang yang independen, alias ga bermasalah dengan status kejombloan saya ini. jadi jomblo toh ga buruk, bisa bikin kita lebih bebas dan lepas mengembangkan diri sendiri. cuma mungkin karena lagi libur, saya jadi kebanyakan gabut sehingga larinya malah ke galau. dan jujur, galaunya itu bukan karena saya pengen banget balikan sama mantan, atau nyesel atau gimana, bukan, karena bagi saya keputusan saya sudah tepat untuk pergi dari orang yang ga bisa menghargai saya. saya hanya galau karena pas buka twitter, seisi timeline galau, jadi saya iseng juga ngegalau hahaha. padahal galauin siapa juga saya ga tau.

memang sih saya ngerasa ada yang ilang. yah, yang tahun lalu jadi ‘pacar’ seseorang, sekarang ngga. perasaan idup kok jadi sepi. contoh kecil deh, hape saya. biasanya bunyi tuh, sekarang udah jarang. kalo pun bunyi paling dari mama atau temen2 saya. sebenarnya ada sih yang lagi saya suka, yang kadang2 kontak2an sama saya, bikin hape saya bunyi. cuma ntah kenapa orang itu pun rasa2nya tidak ngasi kepastian yang jelas sama saya. dia cuma bikin saya geer berkali2 tapi abis itu saya bingung. hemm. dan saya males diambang2. saya kapok ngarep, ngejar2 terus patah hati lagi, patah hati lagi. kecewa lagi, kecewa lagi.

tahun 2011 kemaren saya belajar banyak hal tentang perasaan jadi tahun ini saya ga mau mengulangi kesalahan yang sama.  saya akan lebih berhati2 memilih orang yang ingin menjalin hubungan dengan saya. tidak akan cepat2 menerima hanya karena ‘ingin mencoba’ tanpa mempertimbangkan perasaan saya. saya ingin hubungan saya ke depannya itu fix, serius dan ga maen2. baik dari sayanya, maupun dari dianya. intinya, saya ingin bersama orang yang benar2 sesuai sama saya. yang bisa menghargai saya. dan menerima saya apa adanya.

dan karena orang seperti itu belum muncul juga jadilah saya sekarang totally flat alias dataaaaaaaaar sedatar – datarnya tol purbaleunyi. ada untungnya juga sih datar begini, saya jadi ga punya pacar buat digalauin. tapi ruginya, kadang2 saya malah jadi cepet galau ga jelas. aneh kan? bingung kan? sama saya juga bingung.

untungnya, liburan besok beres, jadi selain ngajar saya bakal sibuk kuliah. semoga ini bisa bikin kegalauan saya yang ga jelas ini menghilang.

sekian dari saya, sampai bertemu di postingan lain :)

Ketulusan Hidup

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, berusahalah memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat. Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena dia lah yang mengubah hidupmu. Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih. Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh. Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia. Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang. Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja. Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat. Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu sempurna. Anggaplah ia manusia biasa. Apabila sekali ia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya, akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya. Jika kamu telah memiliki sepiring nasi, yang pasti baik untuk dirimu. Mengenyangkan, Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain. Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya. kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan, yang membawa kebaikan kepada dirimu, menyayangimu, mengasihimu. Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan kehilangannya. Apabila dia menjadi milik orang lain kamu juga akan menyesal. Manusiawi sekali kalau kita ingin dicintai. Cinta memang indah, menggairahkan dan mempesona. Namun kita tidak bisa meminta atau memaksa orang lain mencintai kita. Satu-satunya cara yang bijak untuk dicintai adalah dengan melupakan keinginan dicintai dan mulai mencintai.

Berbagi Mimpi

Sist, dua ribu tiga belas baru berjalan bahkan kurang dari setengah bulan! tapitapitapi tahun ini terasa ngeri, ngeri karena setiap harinya diharuskan ada perubahan dan perubahan itulah yang terus mengejar-ngejar. di satu sisi, kamu memang tidak bisa kemana-mana dan cuma bisa diam lalu menangis tapi tanyakan lagi apakah dengan menangis kamu bisa menyelesaikan segala masalah? jadi kamu harus berada di sisi lain, untuk terus berlari mengejar perubahan dan agar tidak pernah tersalip. lelah memang, namun selayaknya manusia biasa yang memiliki dua sisi baik dan buruk hidup juga seperti itu, jadi pilihannya adalah terus berlari mengejar agar tak tertinggal tapi boleh lah sekali-kali diam untuk menangis segala macam kebahagiaan kesedihan kekonyolan kepergian kedatangan bahkan ketertinggalan.

Bagi sebagian orang setiap tahun merupakan pertaruhan, pertaruhan pada seluruh mimpi harapan cita-cita yang sering banyak disebut orang resolusi. bagi orang-orang seangkatan aku, 2009, pasti deg-degan pasti dengan satu resolusi yang sama dengan tujuan mulia, lulus wisuda membahagiakan orang tua :”) tapi kembali lagi pada kenyataan bisa tidak, bukan sekedar bisa tidak juga permasalahannya terhenti hanya sampai disitu, tapi setelah itu bagaimana kelanjutannya.

Kelanjutan itulah yang selalu dipermasalahkan sebagian besar orang, antara keinginan dan keterbenturan. terbentur bukanlah hanya masalah sepele seprti waktu dan kondisi, namun idealisme juga dipertaruhkan. tak usah berat-berat membahas idealisme itu apa, contoh simpel aku punya cita-cita jadi pramugari dan tidak tersampaikan bukan suatu kebetulan juga tugas akhir aku mengenai garuda ujungnya setiap kali mau digarap yang ada malah nulis dan coret-coret gak jelas mengenai pramugari yang menjadi cita-cita dari kecil masih beruntung kalo ujungnya gak nangis. 

Skip bagian cita-citaku-menjadi-pramugari-tapi-tidak-kesampaian, apa sih mimpi kamu tidak perlu yang besar atau muluk cukup selngkah lebih maju setelah ini apa? mau tidak mau, itu sudah membuat orang yang kamu tanyakan berpikir. mari kita survey satu persatu setidaknya dari orang terdekat, pasti setiap dari mereka langsung menceritakan hal-hal yang diimpikan seperti bekerja di perusahaan A, B, C, atau akan menjadi seperti A, B, C. memang, menceritakan impian adalah hal paling mudah yang akan kamu temui setiap saat pada diri setiap orang, tapi coba setelah itu kamu tanyakan kalo kamu gagal apa yang kamu lakukan?

Bukannya mau menjatuhkan atau apalah itu artinya, tapi akhir-akhir ini aku mendapati pertanyaan itu untuk aku sendiri dan jujur aku belum bisa jawabnya. jadi intinya berikanlah 3 pertanyaan untuk orang yang kamu sayang yang berada di sekitarmu:

1. setelah ini, apa impian atau rencanamu?
2. kalo itu gagal gimana?
3. segitu aja kamu menyerah, udah usaha dengan cara yang berbeda belum?
dijamin, setelah itu mereka akan selalu mengingatmu dan menyayangimu.

Itulah yang dimaksud dengan berbagi mimpi, selain membagikan harapan harus siap membagikan segala kenyataan dan kemungkinan. pada dasarnya, setiap tahun baru pasti setiap orang memiliki harapan baru mengingat usia yang semakin bertambah, namun tak bisa dipungkiri bahwa kehidupan baru pun juga terus bermuncula seiring segala sesuatu hal yang baru.

Satu yang kudapati, 2013 akan menjadi tahun #gotogo buat aku. setelah kegagalan yang kudapati di akhir tahun kemaren, tahun ini saatnya untuk beraksi mendapati itu semua, pasti. tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, because impossible have a meaning that i’m possible. 
sama dengan kamu, aku tidak menyukai tahun 2013 tahun dimana dipenuhi oleh target mimpi harapan ketergantungan kehidupan, jadi langkahmu telah dimulai dalam 14 hari ini dan sampai jumpa di akhir tahun ini :)
 *kelakarku, salah satu impianku menikah di tahun ini 13.11.13 pukul 12.13, tunggu undangannya ya :

Rasanya Begini Jadi Orang Asing

Awalnya sih sulit untuk mengungkapkan kepada sobat semua tentang keadaan buruk ini. Keadaan yang membawa diriku berada di tengah-tengah banyak orang yang hampir 75% dari mereka tak kukenali. Yah, ini adalah suasana terburuk sepanjang perjalanan hidupku, selain malu dan gak pede, aku paling gak suka dengan keramaian. Kau tahu sobat? Ini adalah suasana saat-saat aku berada di kampus. Sebagai mahasiswi jurusan Teknik Informatika pada Sekolah Tinggi Ilmu Komputer yang berada di Banyuwangi ini, aku kerap kali merasakan ada keganjalan yang setiap saat menghampiri. Jelas saja, ditengah-tengah keramaian itu, hanya aku yang tak paham dengan bahasa daerah tersebut. So pasti, aku wong Ambon. Eheheheh…. Yah, aku memang lahir dan besar di Ambon, Maluku. Tapi sebenarnya aku berasal dari daerah gandrung ini. Silsilahnya, ibuku itu asli Ambon dan bapakku asli Banyuwangi. Soal gimana mereka bisa ketemu, itu serahkan saja sama yang di Atas, sebagai anak hanya bisa pasrah karena telah dilahirkan di dunia ini, ehehehhehe….

Merasa terpojok tanpa banyak teman, itulah yang harus aku terima. Ceritanya seperti ini. Hari itu jadwal kuliah aku dari jam 4.15-5.15 atau sesi satu waktu kuliah. Kebetulan dosennya tidak masuk dengan alasan rumahnya kebanjiran, “sungguh alasan yang jarang aku temui di musim kemarau seperti ini”. Saat itu aku masih berdandan rapih di depan cermin, temanku telepon dan mengatakan dosennya tidak hadir. Terus saja aku melanjutkan dandananku itu. Selain niat untuk menerima materi, aku sering meluangkan waktu kosong dengan internetan di ruang Lab Perpustakaan kampus. Hampir setengah jam aku berada di kamar sambil membenarkan jilbabku yang tak kalah heboh berantakan. Keringatku perlahan bercucuran membasahi baju dan wajahku, maklum aku hanya anak kos yang merantau jauh dari orang tua, jadi untuk membeli kipas angin saja tidak sanggup, apalagi membeli Ac, hem… sungguh mustahil.

Setelah berada di kampus dengan perjalanan kurang lebih 50 meter itu (ehehe…. Kos-kosanku tepat berada di belakang kampus), tak satupun teman yang aku kenali. Seperti biasanya, dengan kepala merunduk sembari menekan tombol-tombol ponsel, aku berjalan pelan menuju ruang Lab Perpustakaan. Padahal pulsa di ponselku habis, lagakku layaknya orang yang sedang SMS .ahahahahah…… kanker, alias kantong kering. Tak apalah, selagi aku masih punya kesibukan. Busyeett… Lab Perpustakaannya tutup. Sungguh suatu hal yang menjengkelkan. Berjalan dengan wajah setengah marah, aku bertemu dengan Tika, teman satu kelasku yang sedang duduk pada deretan anak tangga.

“Heii La.. kemana?” Tanya tika

“Ini, dari Perpustakaan, tapi tutup”. Setengah hati aku menjawabnya.

“Owalah.. perpus terus Shila ini.” Ejek Tika halus

“Yee.. wong aku gak punya laptop tik..tik..”. jawabku enteng

Entah apa yang harus aku lakukan saat itu. Berjalan menuju halaman kampus, dan duduk menghabiskan kesendirianku ditempat itu, sekali lagi dengan lagak SMS-an. Aku dengan pedenya menekan tombol-tombol ponsel tut..tut..tut.. itu, mahfum, ini ponsel keluaran baru dengan tipe yang sangat-sangat klasik dan jadul, ahahahahha..

Aku menatap satu per satu dari mereka yang lewat dihadapanku. Aku juga sedang melihat mereka yang asyik bermain laptop, dua orang sijoli yang tengah berpacaran, dan mereka yang asyik tertawa bersama teman-temannya. Sungguh pemandangan yang membuat aku iri. Ingin pergi meninggalkan tempat ini, tapi hanya tempat ini yang paling mengerti kesendirianku, kebetulan juga aku punya jadwal kuliah pada sesi ke-2. Dengan sabarnya menunggu, tiba-tiba Rina datang menghampiriku dari arah belakang.

“Hei… nglamun aja”. Sentak Rina

“Duh..kaget aku Rin”.

“Kok sendiri? Gabung ama kita yuk”.

Dengan senang hati, aku melangkah menuju tempat nongkrong Rina bersama teman-temannya itu. Sedikit legah dengan suasana seperti ini. Tapi, lagi-lagi aku tak paham dengan omongan mereka. “apa sih maksudnya?”. Tiga kata itu yang selalu aku lontarkan dalam hati.

“Hei… entar kul apa kamu shil ?” tanya Edoi yang sejak tadi asyik bermain laptop

“Desain grafis. Kamu”?

“Aku jaringan komputer”.

Pertanyaan sekilas itu sungguh tak mengubah suasana hatiku saat ini. Entah setan apa yang tiba-tiba membawa mereka pergi meninggalkan aku. Satu per satu menghilang entah kemana, dan ujung-ujungnya, aku sendiri lagi. Ponsel tut..tut..tut itu teman sejatiku. Walaupun tipenya jadul, tapi sering kali kujadikan sebagai diary kecilku. Dengan lincah, jari-jariku menari sembari menekan huruf demi huruf dan merangkaikan keluhan hati yang saat itu aku rasakan. Dalam bait kalimatnya, ada beberapa kata yang membuat aku kecewa, tapi pada sisi lain, aku mulai legah karena dapat mencurahkan segala isi hati ini yang sejak tadi termakan amarah. “Benar-benar sial, udah dandan rapih eh malah dosennya nggak masuk, niat buat internetan malah tutup ruangannya, setelah itu duduk terpaku menyendiri di halaman kampus seperti orang gila yang dijahui banyak teman. Mungkin hanya itu, bahasa yang mereka gunakan masih asing dan sulit aku pahami. Ada rada-rada nggak nyambung juga sih,ehehe….

Kejadian ini sungguh mengingatkan aku tentang dua tahun kemarin. Dimana saat aku masih duduk di bangku SMA, ada siswi pindahan dari Bogor, Jawa Barat. Namanya Lona. Dengan gaya rambutnya yang pirang coklat, rok seragam yang lumayan pendek, dan sepatu sekolah yang berwarna biru itu, Lona sering dijadikan bahan pembicaraan banyak siswa di sekolah. Selain gayanya yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, Lona juga ternyata memiliki cara berbicara yang berbeda dengan anak-anak yang lain, maklumlah, Lona lahir dan besar di kota teh itu. Saat berkumpul bersama aku dan teman-teman, Lona terlihat lebih banyak diam, dan selalu menebar senyum. Jawabannya ketika ditanya hanya iya, iya, dan iya. Hingga pada suatu hari, Lona mendapat musibah di jalan karena tak sengaja menabrak gerobak buah yang saat itu tepat berada di belakangnya. Kaki Lona tiba-tiba menghantam gerobak buah itu sehingga terpelanting dan mundur beberapa meter dari tempat parkirannya.

“maaf pak, aku nggak sengaja”. Ujar Lona ketakutan

“seng bisa, ganti capat”. Jawab penjual buah itu

“Iya pak”

Eheheh…. Dalam percakapan singkat itu, jelas sudah untuk Lona menanggapinya dengan baik, padahal anggapan penjual itu lain. Ia terliahat ketakutan tanpa mengeluarkan satu kata pun”. Sambil menarik-narik baju aku, Lona bertanya tentang apa yang dikatakan penjual buah tersebut. Ternyata, penjual buah itu hanya menginginkan Lona untuk mengganti semua buah yang telah dia jatuhkan. Dengan uang seratus ribu rupiah, Lona menutupi kesalahnnya.

Percakapan itu berasal dari dua bahasa daerah , Lona sendiri dengan logat Bogornya, dan penjual itu jelas-jelas menggunakan logat Ambon. Lona terlihat malu didepan aku dan teman-teman yang lain.

Selain kisah tentang Lona, aku juga teringat dengan kejadian tiga tahun lalu dimana saat awal aku menjadi siswi putih abu-abu. Ada seorang temanku, ia bernama Heru. Heru lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat. Dengan ajakan keluarganya ke Ambon, Heru rela meninggalkan teman-temannya yang berada di Padang. Dengan wajah yang lumayan oke, gaya celannya ala barat, dan rambutnya yang tak kalah oke.Heru menjadi perhatian banyak orang saat itu. Saat menjalani masa-masa percobaan menjadi siswa baru, Heru seringkali menjadi bahan tertawaan dengan logat Padangnya, yang menurut aku sendiri seperti kita sedang berada di negeri Malaya sana. Tekanan kata dan senyumannya itu membuat semua orang tak lepas dari pandangan mereka. Heru juga selalu menjadi bahan percontohan ketika berada di kelas, misalnya ia sering dianggap sebagai artislah, pokoknya hal-hal yang membuat perut kita menggelitik.

Lepas dari beberapa pengalaman yang aku temui di atas. Ada sebuah pengalaman penting yang tak dapat terlupakan sepanjang hidupku ini. Saat berjalan menuju kampus, aku sempat disakiti oleh seseorang yang wajahnya tak dapat kukenali. Dengan bertutupan helm hitam, baju hijau, dan menggunakan motor metik, pria itu dengan berani memegang daerah disekitar dadaku, hingga untuk berteriak saja aku tak mampu melakukannya. Suara ini seakan tersangkut di tenggorokan. Dengan tubuh yang gemetar dan ketakutan, aku berjalan perlahan-lahan menuju kampus. Saat itulah, aku dapat merasakan akibat buruk dari kesendirianku. Mungkin itu sebuah peringatan bagaimana aku bisa menerima kenyataan dan mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar. Sejak saat itu, aku perlahan mendekati mereka yang jarang menyapaku. Dengan mereka yang tak pernah aku kenal sekalipun. Hingga kini, aku merasa lebih leluasa, mencoba untuk mengerti dan belajar tentang kehidupanku yang baru.

Impian Tertunda

Hai,aku seorang mahasiswi di sebuah institut di pulau kecil. Dulu aku pernah punya mimpi menjadi seorang artis. Mungkin karna keseringan nonton tv kali yah. Kalau aku pikir jadi artis tuh enak banget. Yang pertama nih ya, punya banyak uang jadi bisa beli apa aja donk buat siapaaaaa aja. Yang kedua jadi terkenal, enak donk di sukai banyak orang rasanya bangga banget. Yang selanjutnya, bisa ketemu artis-artis yang laen apalagi artis cowoknya tuh. Yah siapa tahu ada yang kecantol. Xixixixixixi... :-b

Nggak cuma berangan-angan aja, aku mulai usaha buat kirim-kirim formulir pendaftaran model di sebuah majalah remaja yang terkenal. Usaha yang pertama nggak berhasil, foto ku nggak ada di majalah itu sebagai model yang terpilih. Akhirnya aku coba lagi di kategori yang lain. Aku siapin data-data ku. Mulai dari foto, formulir, surat persetujuan ortu, & data-data lain yang di butuhin. Semua udah selesai dan tinggal di kirim via pos. Tapi mungkin Tuhan punya rencana lain. Sebelum rencana ku itu terlaksana, kami di tinggal oleh ayah kami yang tercinta untuk selamanya. Seketika itu juga impian ku terlupakan. Hancur bersama perasaan sedih kami pada saat itu.

Sejak itu aku nggak pernah lagi kepikiran jadi artis. Aku akhirnya fokus dengan pendidikan ku yang memang, kata orang, pendidikan tuh penting banget. Walaupun aku nggak bisa wujudin impian ku jadi artis, paling nggak aku bisa selesai’in pendidikan aku & mudah-mudahan dapet kerjaan yang bagus. Semoga itu cukup jadi kebanggaan buat mama, ortu ku satu-satunya saat ini.

Sekarang, aku lagi dalam tahap akhir penyelesaian pendidikan ku. Doain ya moga-moga cepet selesai and bisa dapet job yang ok punya.

Thanks buat ruang curhatnya...

Mimpi dan Imajinasi

Seandainya saja jadwal kehidupan dan kematian bisa ditebak ataupun ku ketahui sebelum kujalani kenyataannya. Tentu, pasti kupilih yang terbaik, kuhindari ataupun langsung kusingkirkan jika itu memang terburuk untukku.

Jika begitu kenyataannya, kurasa hidupku pasti akan aman, lancar, dan bersenang-senang terus-menerus. Ini dia... Ini baru yang namanya hidup impian.

“Hidup impian ?.”

“Ah… Rasanya ingin sekali seperti itu, tapi mungkin ini akan terjadi nanti…” ”Nanti ?.”

”Ah…masih lama juga kedengarannya.”

”Sampai kapan ?.”

”Ah… kenapa kau tanya, tentu aku tak’ tahu. Memangnya aku TUHAN.  Bukankah itu adalah rahasia ALLAH bukan ?.”

Jika bisa ku ketahui jalan hidupku, kurasa aku akan cepat mengalami kejenuhan.

”Bagaimana tidak ?.”

”Setiap waktu kuhabiskan dengan bersenang-senang, tetapi kesulitan hanya

terbentuk dalam sebuah kata namun itu tidak nyata. Jika pun itu terjadi, pasti itu bukan sesungguhnya kehidupan. Kehidupan sesungguhnya adalah suatu keharusan untuk menerima takdir, menerima takdir berarti menjalani kehidupan dengan ikhlas, dan dengan ikhlas semua zat-zat positif akan lebih produktif daripada negatif. Dengan itu, emm…. kupikir kehidupan yang dijalani akan jauh lebih baik bukan ?.”

Kesimpulannya, menerima dan menjalani dengan ikhlas suatu kehidupan yang sudah dikehendaki-Nya adalah pilihan yang terbaik dan paling bijaksana, kurasa seperti itu. Tetapi di satu sisi, sesungguhnya hal itu paling sulit untuk dilakukan.

“Apa aku menerima takdir ?”.

”Tentu saja. Ya..... Aku menerima takdir”. Tetapi tidak untuk ini….”

”(Maksudnya apa ?.)”. Pasti kata tanya itu yang langsung ada di pikiran kawan bukan saat ini ?.

Namun, ini bukan statement pembangkangan, mungkin kedengarannya ya, karena subject dari awal kalimat itu pernyataannya ’tetapi’. Karena alasannya sederhana saja, aku bukan pembangkang, apalagi ini menyangkut persoalan agama.

Bukankah agama mengajarkan untuk menjemput kesuksesan yang sudah digariskan-Nya itu. Aku menerima takdir, tetapi tidak untuk ini… Untuk begitu saja mau menerima sepenuhnya. Karena merubah kehidupan untuk jadi lebih baik dan lebih baik lagi—begitu seterusnya adalah suatu keharusan bukan ?.

Ah... rasanya terdengar seperti kurang puas dengan kehidupan yang kujalani sekarang, tetapi bukan begitu maksudku.

”Kawan tentu paham bukan maksudku ?.”

Karena jika hanya memasrahkan diri dengan takdir, tanpa berusaha untuk melakukan suatu apapun untuk menjadikan mimpi-mimpi itu nyata adalah sebuah ke-maha-tololan, dan itu pasti ke-maha-tololan nomor 1. Itu pendapatku.

Jika aku sebut mimpi, khayalan, dan imajinasi, memang… Kuakui mereka tak hanya sekedar mempengaruhiku, tetapi mereka itu intinya, pusatnya, induknya, dan biang keroknya, kurasa kata yang terakhir itu lebih tepat, lebih mewakili mungkin. Ya…mereka yang t’lah ‘mencuci otakku’ hingga jadi demikian adanya, jadi seperti ini. Atau mungkin ada benarnya juga isi dari beberapa buku ’kumpulan binatang itu’.

..........’Shio ular berkepala sapi’  adalah seorang pemimpi kelas ’tinggi’ dan bukan kelas Teri.

Mereka juga yang membuat aku berani untuk jadi pemimpi, pengkhayal, pengimajinasi, setelah ini kawan akan kuberitahu. Tetapi mungkin, memang agak sedikit gila, kedengarannya. Jikalau di luar sana ada seseorang ataupun banyak sekalipun mengatakan….

“Kau sudah gila ?...”.

Pasti kujawab dengan “Ya…aku memang sudah gila”.

Kawan tahu, kenapa aku ‘gila’ ?.

Bayangkan, terkadang jika mobil mewah melintas didepanku bak model seksi yang sedang beraksi di atas catwalk, langsung cukup kukatakan dalam hati...

“Nanti kubeli mobil yang jauh lebih hebat dari itu”. Kenyataannya sekarang, tidak bisa.

Jika ada rumah mewah kulewati.

“Nanti kudapatkan rumah jauh lebih besar dan jauh lebih luas dari itu”. Kenyataannya sekarang, tidak bisa.

Jika keindahan sesuatu hal atau apapun itu yang berada di dalam sebuah negara dan bentuk kesucian dari agama membuatku memikirkannya, langsung kukatakan.

“Heeeyy….Lihat, nanti akan ku kunjungi negaramu dengan kuboyong kedua orangtuaku kesana”. Kenyataannya sekarang, apalah dayaku, tidak bisa juga.

Jadi sekarang, kiranya pertanyaan apa yang pantas untukku. Mungkin seperti ini…

“Kau sekarang bisa apa ?”.

“Aku sekarang hanya bisa jadi pemimpi, pengkhayal, dan pengimajinasi, itu saja…”.

Mungkin, memang terdengar agak menjijikkan. Terlalu banyak berkhayal, tentu tidak bagus bukan ?.

Tapi perlu kawan ketahui, bahwa semua ini memang benar adanya dan bukan hanya basa-basi belaka. Bukankah di dalam hidup sudah terlalu banyak basa-basi, jadi tak’ bagus juga menambah basa-basi di dalam kehidupan ini.

“Kau nanti bisa apa ?”.

“Ya…aku nanti bisa mendapatkan semuanya”.

“Apa itu pasti dan apa kau yakin dengan ucapanmu itu  ?.

“Ya… aku yakin sekali”.

Sesungguhnya yang paling kutahu, mimpi yang sangat kuat adalah awal dari keberhasilan untuk meraihnya, walaupun itu hanya baru dimulai dengan setitik. Meskipun begitu, memulainya dengan setitik adalah sesuatu hal yang terpenting. Dengan modal setitik pula, pada akhirnya jalan-jalan yang sebelumnya tertutup pasti akan terbuka. Namun yang pasti, semua itu perlu waktu. Dan aku akan menunggu sampai waktu itu terjadi dan membawaku untuk berjalan diatas jalan yang selama ini aku inginkan. Dan tentunya juga, aku takkan berdiam diri hanya dengan menunggu, karna aku pasti melakukan sesuatu untuk mewujudkan jalan-jalanku sendiri yang mulai kurintis saat ini.

Karna berani bermimpi berarti berani menantang hidup, dan saatnya akan datang nanti, mimpi yang sekarang hanya lah bualan belaka akan menjadi kenyataan pada akhirnya esok. Dan, aku akan terus menunggu saat-saat itu terjadi.


Ada seorang bijak seolah seperti menguntungkan, menguntungkan sekali, ini persis seperti simbiosis komensalisme. Ya…simbiosis komensalisme, yang kurang lebih berarti : ”Karena adanya si A, menguntungkan si B. Tetapi tidak adanya si B tidak berarti apa-apa bagi si A, menguntungkan tidak merugikan pun juga tidak.”

Dalam hal ini kasusunya adalah hubungan antara orang bijak dengan konsumen statement (seseorang yang meresapi perkataan mereka. Baca : orang bijak). Konsumen statement diuntungkan karena mendapatkan pelajaran hidup dari orang bijak, tetapi bagi orang bijak tidak adanya konsumen statement tidak berpengaruh terhadapnya. Hal pengetahuan semacam ini kudapat dari buku adikku yang kini duduk di bangku sekolah dasar, dalam buku IPA miliknya.

Aih... tak’ pernah kusangka kudapat ilmu tinggi ini dari sebuah buku yang kuanggap tak penting itu.

”Tak penting ?”. Sombong sekali bukan diriku kawan.

”Apa maksudmu ?”.

Ya... tak penting, karna kemahatololan dalam hal pemikiranku ini yang bisa menjerumuskan diri ini untuk meremehkan sebuah, seseorang, atau segala sesuatu hanya dari sekali lihat. Belagu sekali diri ini. Sudah tolol, belagu pula.

”Malam sepi, di sampingku sejauh 3 meter adikku belajar, bukunya pun berserakan, kebetulan aku sedang menemaninya belajar, dan dari bermacam-macam buku yang membosankan itu terselip buku dengan cover hijau bergambar kodok, pikiranku sedang kalut, melakukan sesuatu pun rasanya enggan. Mencoba mengambil buku tersebut, membukanya secara acak, dan pada halaman 56 kutemukan ilmu tinggi dari buku yang kuanggap tak penting itu”. Begitulah keadaan saat itu.

Peribahasa asing berikut ini mengena sekali ke diriku, menerobos ruang-ruang dangkal pikiranku. ”Don’t judge a book by it cover”.

Ya… “jangan meremehkan sebuah, seseorang, atau segala sesuatu hanya dari sekali lihat”. Begitulah makna yang kutangkap dari peribahasa asing itu.

Tetapi sayang, sungguh sayang... Namun seorang bijak terlihat abstrak, tak berwujud, tak bisa dilihat secara nyata untuk kini.

“Terus kenapa ?. Jika seandainya orang bijak hidup sampai sekarang !”.

Jawabannya mungkin… ”Setidaknya aku bisa berguru dengan mereka. Belajar bagaimana caranya bisa merangkai kata-kata sedahsyat itu—yang bisa membuat banyak orang terpengaruh sambil mengatakan...

“Oh....begitu. Ya.... benar juga”. (sambil mengangguk takjim)

Tetapi lihat, apa yang mereka buat !. Gaung perkataannya, tak diragukan lagi. ‘Membumi’. Kalimat-kalimat ajaibnya seolah diramu dengan kandungan magis yang kuat, karena poin terbesar dari ramuannya dibangun berdasarkan pengalaman hidup yang dijadikan tiang-tiang pancang untuk pondasinya, kokoh bukan ?.

Apa yang t’lah tercipta dari statement-statement yang dihasilkan oleh orang bijak memang benar adanya, dan salah satu statement yang kudapat itu adalah…. yang membuatku mengatakan…

“Emmmmmmmm…ya…ya…benar juga…”.

Dan pelajaran itu mengajarkanku tentang…

“Kenangan tidak bisa untuk dilupakan, tetapi tersimpan untuk dikenang”.


Langkah hidup yang secara sengaja atau tak’ sengaja dipilih, dan t’lah dijalani pasti meninggalkan sesuatu, dan sesuatu itu tertulis manis dan juga pahit dengan nama bekas.

Ya… Bekas, macam luka di kulit yang pasti menimbulkan bekas luka, meskipun secara waktu luka itu akan sembuh. Tetapi satu hal yang harus disadari, kulit yang sudah terluka mungkin takkan bisa kembali normal seperti sedia kala, seperti sebelumnya, sebelum luka itu ada.

Kenangan pun tak jauh berbeda dengan bekas luka di kulit, karena ia akan selalu seperti itu. T’lah tercipta dan meninggalkan bekas. Ia—kenangan itu selalu ada, dan segera muncul ke atas permukaan jika kawan memilih untuk mengingatnya. Menurutku, kenangan akan selalu setia dengan tuannya. Jika kawan menginginkannya, mereka akan segera datang dan membayangi kawan sepanjang hari itu, atau mungkin berlanjut di hari selanjutnya.

Bagiku, kumpulan kenangan yang amat banyak dan mengesankan itu terangkum hanya dalam satu kata, suku kata asing, memorabilia. Setelah aku duduk di tingkat menengah pertama. Mengenakkan celana pendek, dengan setelan seragam wajib keseluruhan putih-biru. Begitu juga dengan potonganku dulu yang menurutku amat mengesankan itu. Ah.. kala itu, memang mengesankan bagiku.

Ah…waktu itu. Bagaimana tidak mengesankan. Rambut tersisir klimis. Dan minyak rambut lavender adalah andalanku.

”Minyak rambut itu, apa kawan tahu ?”.

Kuberitahu jika kawan tidak tahu ”Tempatnya berbentuk oval dengan cover depannya selalu saja tergambar raja atau ratu. Didalamnya, minyak rambut itu berwarna hijau muda, sangat menarik. Menarik bagi anak kecil mungkin, dan itu aku”.

Ah…jadul sekali, karena yang pasti minyak rambut jelly adalah trendcenternya kala itu. Tapi tak’ apa, karena minyak rambut jadul itu adalah kepercayaan diriku nomor 1—berikut rambut yang tersisir sangat rapi sekaligus mengkilap. Aih… mengesankan sekali.

Rapi plus mengkilap ?... Karena kuhabiskan hampir kurang-lebih 3 menit di depan kaca untuk menata rambut sehingga benar-benar terbelah di tengah-tengah. Dan konsekuensi yang harus ku bayar dari itu adalah dengan berolahraga gratis, tentunya… Ini pasti menyehatkan tubuh, tetapi ini bukan lazimnya olahraga. Olahraga pagi yang paling sering kulakukan adalah skotjam 15x, juga push-up 15x.

“Jika kamu telat lagi, bapak akan senang hati menambah hukumannya jadi 15x lagi”. Ujar Pak Kukuh dengan bertolak pinggang sambil tersenyum 80° sorong bibirnya hanya ke arah kiri dengan kumis ‘tuanya’ yang khas—melintang panjang dan melingkar-lingkar di kedua ujung kumisnya persis ikan yang biasa dijadikan menu pecel itu.

Guru olahraga—seorang penegak peraturan yang berkarakter sama dengan pak Kodri—guruku—spesialisnya mata pelajaran ekonomi—saat aku duduk di SMA Islam nantinya.

Ya…tak diragukan lagi, ini benar-benar sungguh belah tengah, dan tak kubiarkan 1 cm pun melenceng dari seharusnya—yang nantinya takkan berbentuk belah tengah. Ah… Tak bisa kubayangkan, jadi kacau nantinya kepercayaan diriku.

Dan kemudian, tak lupa juga kubangun sedemikian rupa dari kepercayaan diriku nomor 2. Jika saja seandainya tak’ kuciptakan kepercayaan diriku nomor 2, tidak ada atau dihilangkan begitu, ungkapan ini lebih tepat.

“Ibarat seperti makan sayur tanpa garam”. Pasti kurang sedap bukan ?. Kurang sedap juga hal itu dipandang mata. Karena bagiku, kepercayaan diriku nomor 1 dan 2 saling mengikat erat, dan tak’begitu saja dapat dipisahkan satu sama lain.

Meski punya rambut lurus, tetap kudirikan rambut depanku sedimikian rupa berdasarkan artificial intelligent, maksudku agar secara tampilan keseluruhan jadi terlihat lebih menarik, itu menurutku. Dan jambul itu yang disebut dengan kepercayaan diriku nomor 2. Berbentuk seperti jambul—tetapi menyerupai jambul hewan ternak, domba mungkin—jambul melingkar dengan terbelah ditengah. Mungkin serupa, tapi tentu tak’ sama. Karena wajahku tak’ bisa disamakan dengan seekor domba bukan ?

Dan dengan seragam putih-biru itu. Aku lalu mengenal kata demi kata asing, dan aku baru tahu arti dari kata memorabilia itu

Berbunyi…

“Sesuatu yang patut untuk dikenang”.

Jika kawan terhibur dengan tulisanku, mohon di like, juga diberi komentar tulisanku ini. Semoga bukan hanya aku saja yg menjadi pemimpi, kalian juga, dalam artian kita akan memperjuangkan mimpi itu menjadi nyata, bukan begitu kawan ?. :) .
semoga tulisan ini menginspirasimu, kawan, karena itulah tujuanku untuk memberi manfaat bagi sesama dengan caraku :)

Patah Hati


 Cerita Patah Hati

Waktu SMU pernah suka sama kakak kelas. Suka aja sih awalnya gak lebih, tapi temen-temen suka ngelebihlebihin jadinya “suka” beneran deh. Suatu hari pas nunggu pergantian kelas, aku n temen-temenku duduk didepan kelasnya, waktu itu abis lebaran, tiba-tiba dari dalam kelas dikasih tisu gitu ada tulisannya “Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin dari DND (sorry namanya disingkat saja demi kebaikan bersama)”, hahaha..gak modal banget yaa? Tapi waktu tu rasanya selangit deh *lebay*

Trus sahabatku yang sok mak comblang ngasi nomer telpon rumahku ke DND, katanya sih DND yang minta, gak tau juga yaa. Gak berapa lama, malam minggu gitu DND nelpon, seneng banget rasanya hehe. Ada satu percakapan yang aku masih inget sampe sekarang:

DND : “besok mau ngapain?”
aku : “rencananya mau potong rambut..”
DND : “kenapa di potong? padahal bagus yang sekarang”
aku : …
DND : “pasti besok gak jadi potong rambut…hahahahaha”

Segitu aja kata-katanya tapi masih kuingat sampe sekarang, waktu tu geer banget tapi aku malahan balas ketawa, lupa besoknya aku jadi potong rambut apa gak hahaha..

(ini cerita patah hati apa jatuh cinta yaa??)

Seiring berjalannya waktu malah gak ada kelanjutan ceritanya, DND gak pernah telpon lagi n aku gak pernah punya keberanian untuk nelpon dia (gengsilah yaa). Sampe suatu hari aku tau dia jadian sama anak kelas satu juga, anaknya lebih cantik n lebih gaul. Sedih banget deh, tapi yaa berlalu begitu aja, walopun aku tetep jadi silent admirer. Diem-diem masih cari beritanya n curicuri liat dia dari jauh sampe aku naek kelas dua. Dia masih sama cewe itu malahan sering berduaan di sekolah, rasanya malu banget kalo ketemu, kaya takut gitu kalo cewenya tau kalo aku pernah suka sama DND hahaha.. Sampe akhirnya DND lulus n aku gak pernah liat lagi, sekarang malah temenan di FB loo walopun gak pernah bertegur sapa.

Kuliah lagi-lagi aku suka sama kaka tingkat. Namanya CTR, dia dua tahun diatasku, lupa gimana awal kenalnya, pokonya dia minta nomer hapeku sama temen deketku, trus berlanjut sms dan telpon. Pernah sekali maen ke kosku trus kita ngobrol-ngobrol sebentar. Sekitar beberapa bulan sms dan telpon dia nyatain lewat sms. Tapi kubilang kenapa gak ngomong langsung, katanya besok dia ke kos untuk ngomong langsung.

Besoknya kutunggutunggu dong yaa :) Akhirnya dia datang juga, tapi sama sekali gak ada ngomongin soal nyatain sampe akhirnya dia pulang. Dan sejak itu dia gak pernah hubungin aku lagi, gak pernah sms atau telpon lagi. Pernah coba sms tapi gak dibalas. Stupid me! Rasanya waktu itu sakit banget, tapi lebih karena ngerasa gak di hargain aja, dan aku gak nangis sama sekali, cuma sedih dan sakit hati aja.

Dari pacarnya temenku yang deket sama CTR, akhirnya aku tau kalo dia waktu itu deketin beberapa cewe selain aku, dan uda jadian sama salah satu cewe itu. Yaa sudahlah..

Setelah lulus kuliah dan masuk kerja di Indosat, aku ketemu lagi sama dia n malahan sekantor. Pas pertama ketemu agak canggung gitu, tapi lama-lama biasa aja, malah lumayan baik temenannya n kenal juga sama istrinya. How life :D

Dikantor juga kemudian aku patah hati lagi, hahaha.  Jadi waktu itu ada temen kantor namanya FJR, orang Jakarta tapi ditugaskan di Nunukan satu tahun kemudian transit ditugaskan di Balikpapan beberapa bulan, sebelum akhirnya menunggu penugasan berikutnya.

Waktu itu aku pikir FJR itu orang baru, karena aku baru liat dikantor, ternyata kata temen-temenku dia orang lama, tapi yaa sudahlah aku gak kenal juga n gak berniat kenalan, jadilah aku cuek aja sama FJR walopun dia lumayan manis (bukan! dia manis banget! hahaha).
Eh ternyata yaa muka jutekku ini bikin dia penasaran (ini bener loo, waktu itu dia bilang “i’m too curios about you” pas YMan *geer segeer-geernya deh*), jadi dia ngeadd YM-ku tapi gak pernah YM-in, aku juga gak tau sapa yang ngeadd soalnya nicknamenya aneh n aku juga gak tau nama aslinya dia hahaha. Lagian dia setipe sama aku, pemalu! :)

Sampe akhirnya suatu hari, seminggu sebelum dia pindah ke Jakarta, dia YM ngajak kenalan n blablabla ceritaan macam-macam. Baru deh aku tau kalo yang ngeadd aku itu dia. Lanjut ke telpon-telponan, orangnya baik, sopan, agamanya juga bagus. Yang bikin tambah suka karena dia pintar! :)

Cakep, tinggi, baik, rajin sholat, pintar! He’s just too good too be true :”)

Suatu sore dia nawarin untuk nganterin aku pulang kantor, awalnya kutolak sih lupa alasanku apa waktu itu, soalnya gak enak juga kan selama ini cuma komunikasi lewat YM n telpon, pasti canggung banget kalo boncengan dimotor. Tapi dia maksain, jadi yaa terpaksa deh (gak terpaksa juga sih hehe). Dan bener aja rasanya canggung banget, tapi dia banyak ngobrol sih di jalan, jadi lumayan gak garing banget, dia bilang perjalanan jauh gitu harusnya aku pake jaket yang tebel (seneng banget diperatiin hihi). Trus dia minta aku temenin dia cari oleh-oleh hari Sabtu nanti, disitu aku baru tau kalo dia mau pindah lagi ke Jakarta (hiks sedih banget).

Hari Sabtunya dia jemput aku ke rumah, trus kita jalan-jalan ke Pasar Inpres. Sambil cari oleh-oleh kita kaya ngedate gitu, karena sama-sama pemalu, jadinya ngedatenya basi hahaha, banyakan diam sambil liat-liatan. Mungkin kalo sifatnya sama tu emang gak jodoh yaa? *alibi*

Sehari sebelum dia berangkat, dia buat acara perpisahan di Alexa Resto. Yang di undang cuma beberapa temen dekatnya dikantor. Karena banyak orang jadinya kita gak bisa ngobrol berdua, cuma senyum-senyum doang, eh dia sms dooong, katanya “kenapa diam aja?” hahaha..so sweet ya?

(lagi-lagi ini cerita jatuh cinta ya?hehe)

Sayangnya dia gak bisa anterin aku pulang karena acaranya belum selesei sementara aku harus pulang karena emang udah magrib n temen yang aku tebengin sudah mau pulang. Malamnya dia sms n telpon aku, minta maap karena tadi gak bisa anterin aku pulang n gak bisa banyak ngobrol. Udah terasa deh hawa-hawa sedihnya tuh :(

Besoknya dia pamitan keliling kantor, pas pamit sama aku dia cuma senyum n salaman gak bilang apa-apa, baru di YM dia ngomongnya. Kata-katanya asli bikin mewek, seandainya kita kenal lebih awal..dsb, secara gak langsung dia juga bilang kalo dia suka sama aku tapi selama ini dia gak pernah berani negur duluan, seandainya dia berani negur sejak awal dia dikantor (asli sedih banget baca YM-nya waktu itu). Pas dia bener-bener berangkat ke bandara, sedih n sakit banget rasanya. Baru kali itu aku netesin airmata, tapi cuma sekali itu aja. Yah mungkin emang gak jodoh, sesampenya dia di Jakarta sebenernya FJR masih sering hubungin aku, tapi karena waktu itu aku punya pacar juga, aku mulai mikir kalo hubunganku sama FJR gak bakal jadi apa-apa karena jarak dan keadaan. Sampe akhirnya hubungan kita putus gitu aja.

Dan akhirnya sakit hati terparah adalah karena si Pacar.  Pacar ini aku kenal waktu KKN, waktu itu sebenarnya aku tau kalo dia punya pacar tapi seneng aja di gombalin, lagian aku juga punya pacar jadi buatku TRM ini cuma iseng-iseng aja :)

Tapi ternyata iseng-iseng ini berlanjut terus, sempet terputus waktu aku magang dan sibuk ngurus skripsi. Suatu hari aku liat fotonya di buku wisuda trus aku smsin, ternyata nyambung lagi kita, janjian ketemuan trus banyak ngobrol. Kali ini kita lebih serius karena uda lebih dewasa uda sama-sama lulus kuliah dan kerja.

Long story short.. Kita jadian beneran sampe aku mutusin pacarku demi dia, yaa karena hal-hal lain juga sih, karena waktu itu pacarku belum lulus kuliah juga. Dia juga mutusin pacarnya karena aku. Dan yaa..yang namanya ngerebut punya orang itu gak last forever kali ya? Seenggaknya menurut pengalamanku :)

Hubungan kita sempat berjalan setaun, uda ngerencanain nikah akhir taun, tapi ternyata TRM ketauan selingkuh sama temen SMP-nya dulu, mereka ketemu lagi lewat Facebook, seperti lagu Facebooknya Gigi :) tapi kebalikannya TRM lebih milih cewe itu dari pada pacarnya.
Rasanya?? Jangan ditanya.. Sakitnya bukan main, bener-bener kaya ditusuk hatiku (kira-kira begitu), setiap malam aku gak bisa tidur, karena gak bisa nutup mataku, seiap nutup mata aku inget lagi dan hatiku sakit bukan main.

Berharihari aku juga gak nafsu makan, mataku bengkak dan aku nangis terus dalam diam. Berkalikali aku mikir apa salahku? Hubungan kita baik-baik aja kenapa dia bisa suka sama cewe lain? Teruuus aja gitu mikirnya, sampe aku chatting sama temen kuliahku dulu, sebelumnya gak deket sama dia, cuma chatting aja. Karena pikiran bener-bener butek, jadi curhat sama dia. Dia kasih aku banyaaak banget masukan bermanfaat.

Waktu itu masih jamannya eksis di Facebook, dia suruh aku hapusin foto-fotoku sama TRM, disuruh hapus in relationship withnya trus buat status yang optimis..hahaha.. Dan semua itu kulakuin loo :)
Ternyata berhasil menarik perhatian TRM, dia ikutan komen di statusku, temen-temenku langsung komentar sinis di bawahnya hehehe.

Awalnya masih (sedikit) berharap TRM balik tapi lama-lama aku sadar, buat apa mempertahankan seseorang yang gak menginginkan kita. Sekali dia gak setia mungkin selamanya dia begitu. Intinya dia emang bukan buatku, bukan jodohku. Kesadaran itu akhirnya bikin aku ngelepas beban berat. Besokannya aku merasa lebih ringan dan lebih optimis. Malah membuat aku lebih dekat denganNYA, alhamdulillah :)

Aku inget ada sebuah kata-kata bijak. Kira-kira begini bunyinya “kita berkali-kali jatuh cinta dengan orang yang salah sampe akhirnya kita menemukan yang tepat”.

Dan berkali-kali aku jatuh cinta dengan orang yang salah, berbagai macam alasan, karena cowonya gak bener-bener suka atau karna cowonya emang sok playboy atau juga karena waktu dan keadaan yang gak tepat. Berulang kali mengalami rasa sakit semakin dewasa juga menghadapinya. Kira-kira begitu hehe..

Jadi buat yang lagi patah hati karena pacar.. Mendingan bersabar dan banyak denger ceramahnya Ustadz @felixsiauw. InsyaAllah sangat bermanfaat ;)

Aku Tidak Bisa

aku bosan
Kadang seseorang bisa menjadi begitu bosan dengan rutinitas harian mereka. Terkadang mereka bosan dengan pekerjaan yang dengannya mulut mereka tersuapi, kadang dengan pasangan yang telah memberi mereka anak. Dan beberapa orang aku ketahui mulai bosan dengan kehidupan, mereka bosan dengan Tuhan. Ada beberapa orang yang semakin hari semakin ramai di kalangan mereka. Mereka percaya bahwa alam mampu hadir tanpa peran Tuhan. Dan manusia mereka anggap berasal dari monyet.

Baiklah. Kita tidak akan membahas tentang mereka. Karena tugas kita adalah berbicara, mengajak dengan sebaik-baik bahasa dan perkataan. Masalah mereka menurut apa yang mereka pikirkan, atau apa yang kita pikirkan, itu adalah urusan Tuhan. Tugas kita bukan memaksa mereka, cuma Tuhan yang mampu memaksa. Tugas kita adalah cuma menyampaikan, apa yang semestinya tersampaikan.

Dan aku bosan. Aku mulai bosan dengan rutinitasku yang cuma hampir 24 jam berada di kamar bahkan tidak menjejakkan kaki ke pintu terluar atau pagar dari areal rumah ini. Sungguh aku bosan untuk terus berada di kamar. Aku ingin pergi, sama seperti orang pada umumnya: menikmati udara dan sinar mentari.

Aku bosan dengan laptopku yang cuma 1 jam aku matikan di antara 24 jam perputaran waktu sehari-semalam. Aku bosan dia tetap hidup dan terus bercahaya. Aku ingin di padam, lantas semua lampu juga aku matikan. Aku ingin nyenyak tertidur tanpa harus bangun dengan perasaan pelik dan gundah.

Aku rindu, ketika orang-orang berbicara kepadaku tentang masalah mereka. Entah mengapa, aku suka mendengarkan keluhan orang-orang. Mungkin, Tuhan pun suka mendengarkan orang-orang yang mengeluh, mereka yang berdoa saban hari kepada Tuhan, meminta sedikit belas-kasih-Nya itu. Ya, aku rindu ketika beberapa orang menangis di depanku ketika mereka membicarakan apa yang hendak mereka katakan. Aku ingin mendengarkan mereka yang terpukul, terjajah, ternoda, dan tersiksa.

Apa menurutmu aku kejam? Bukankah sesungguhnya lebih baik ketika orang-orang seperti demikian itu diam. Artinya, masalah telah pergi dari kehidupan mereka. Dan aku meminta agar mereka kembali memiliki masalah agar mereka kembali kepadaku. Bercerita tentang kisah-kisah mereka yang pelik dan penuh penderitaan. Aku tak tahu.

Atau mungkin dugaku, mereka itu memiliki kadar bosan yang sama denganku. Bosan menceritakan masalah mereka kepada orang yang sama tanpa menemui solusi dari apa yang mereka keluhkan. Mereka lebih baik berbicara kepada orang-orang yang lain, yang mungkin akan memeluk mereka ketika mereka bercerita, bukan cuma seseorang yang diam, mendengarkan, lantas pergi tanpa pesan. Mereka telah menemukan tong sampah yang lebih baik dariku.

Kemarin aku merenung. Kenapa Tuhan melarang seseorang untuk mati?

Banyak orang yang takut mati di dunia ini. Mereka memiliki ketakutan-ketakutan yang kejam dalam benak mereka, tentang mati dengan cara yang menggenaskan. Tentang kematian yang membuat orang-orang yang mencintai mereka terluka. Tentang kematian yang membuat anak-anak kehilangan bapaknya, dan istri harus menjadi janda. Tentang kematian yang tidak ingin mereka jalani, mereka takut perempuan-perempuan atau lelaki-lelaki mereka akan menemukan pasangan yang baru. Atau takut dengan gelapnya tanah. Atau mungkin, mereka belum memperoleh apa yang ingin mereka capai. Kesenangan infinity. Kesenangan yang tidak habisnya.

Jika Tuhan tidak ada. Jika surga dan neraka hanya dongeng. Lantas, untuk apa kita hidup dan berkarya. Apakah kelak ketika nama kita dikenang di dunia akan bermanfaat bagi kita yang telah menjadi rangka, atau malah telah bersatu menjadi tanah baru bagi bumi ini. Dan jika memang demikian adanya, sungguh beruntung mereka yang memuja keheningan semesta. Mereka yang berjuang untuk tidak terlahirkan kembali. Karena Tuhan tidak ada, maka mereka telah menemukan oase mimpi mereka.Hidup adalah dongeng. Manusia adalah budak dari semua dongeng.

Manusia hidup dengan aturan yang mereka ciptakan untuk memperbudak mereka. Manusia hidup dari strata-strata yang mereka ciptakan sendiri untuk mengekang mereka. Manusia membuat tiran bagi diri mereka sendiri. Menjadi budak bagi apa yang mereka bangun sendiri. Terkutuk.

Bahkan hewan lebih tinggi derajatnya. Toh mereka cuma diperbudak oleh tuannya. Dan manusia yang merasa cerdas, mereka diperbudak oleh diri mereka sendiri. Bayangkan! Mereka memilih menjadi budak karena keinginan mereka sendiri. Karena keinginan mereka sendiri.

Aku pun budak. Aku adalah budak dari kebosanan. Rasa bosan berbentuk penjara yang aku ciptakan sendiri di dalam pikiranku. Rasa terkekang ketika tidak bertemu dengan orang-orang. Rasa takut ketika bertemu dengan manusia-manusia baru. Aku menciptakan diriku sendiri sebagai budak untuk diperbudak oleh dia yang aku ciptakan. Tolol bukan?

Sungguh tolol. Kita menciptakan sesuatu untuk menjadi tuan dan kita menjadi budak bagi apa yang kita ciptakan. Apa itu? Infinity. Tidak terbatas. Kita diperbudak oleh kehidupan kita, oleh sosial kita, oleh pandangan orang-orang, oleh iblis, oleh napsu, oleh kebebasan yang kita anggap kebenaran.

Lantas ketika orang menjadi baik, apakah itu salah? Pertanyaan tersebut yang salah. Menjadi baik tidaklah salah. Yang salah adalah apakah kita diperbudak oleh menjadi baik itu atau tidak. Ketika kita menjadi baik untuk dianggap baik, itulah yang salah. Ketika itu, kita telah menjadi budak wibawa.

Lantas ketika orang yang mencoba berontak dengan semua ini, mereka yang hidup hura-hura, apakah itu yang benar? Pertanyaan itu juga salah. Menjadi hura-hura sesungguhnya adalah menjadi budak. Kita terus mengejar kesenangan, kita menjadi budak oleh apa yang kita sebut kesenangan. Dan kita kemudian akan diperbudak oleh kesenangan. Tak ada beda dengan pertanyaan pertama.

Lantas bagaimana?

Jadilah bebas. Jadilah manusia. Mereka yang hidup untuk mencari kebahagian, mereka adalah budak. Karena kebahagiaan bukanlah untuk dicari, karena dia memang tidak pernah hilang. Cukup kita menyadari, bahwa kebahagian itu sejatinya ada di dalam diri kita sendiri. Di dalam hati.

Manusia sejati itu adalah representasi Tuhan. Citraan Tuhan. Manusia adalah nama keseratus Tuhan. Tuhan telah menciptakan 99 nama bagi diri-Nya sendiri, dan manusialah yang menjadi nama keseratus. Perwujudan Tuhan bagi kedamaian bumi ini.

Saya Tidak Bisa



Saya memiliki perasaan iri, saya rasa ini sebuah iri yang diperbolehkan oleh setiap orang. Saya melihat, teman-teman saya sudah melesat dengan sangat jauh melampaui saya. Mereka telah memiliki karya, yang boleh jadi mampu mereka banggakan. Tulisan-tulisan mereka hadir dan muat di media-media, baik lokal maupun nasional.

Sedih? Ya. Tentu saja saya sedih, karena cuma saya yang setelah sekian lama berkecimpung di dunia kepenulisan yang tulisan saya tidak pernah hadir, pun sebiji di sana. Tidaklah sebuah tulisan berat, ataupun opini dengan penuh referensi, hanya sebuah cerita pendek namun tidak mampu saya karyakan.

Saya melihat ada sebuah kesalahan sistemik di dalam diri saya. Kesalahan yang terus membuat arah tanya menjadi kerucut: Kenapa saya tidak mampu, sedangkan mereka telah melampaui?

Alasan mengelak tentu mudah, bisa saja saya memberi alasan bahwa saya tidak memiliki kemampuan. Namun, alasan itu sangat miris, membuat hati setiap orang akan menangis. Karena, pada kenyataannya bahwa sesungguhnya alasan yang paling tepat untuk merefleksikan apa yang terjadi adalah: SAYA INI SEORANG PEMALAS.

Ya! Saya seorang pemalas. Saya membutuhkan passionate dalam menulis. Saya tidak bisa berada dalam kotak. Kotak-kotak tema yang sering manusia berikan dalam perlombaan-perlombaan. Saya tidak ingin langit yang mahaluas cuma disempitkan oleh kaki yang berpijak di bumi. Terlebih, saya teramat tidak mampu membuat sekalian berkhayal tentang sebuah cerita.

Buntu. Saya selalu buntu dalam merangkaikan kata. Saya buntu jika diminta harus membuat sebua note yang indah tentang bagaimana banyak manusia bersandiwara. Saya, maaf, teramat sangat harus mengakui: SAYA TIDAK BISA.
 

Copyright 2013 Catatan cerita: CurhatTemplate by Bamz Templates|suport by Wibialwis Blog |Support Googel