Tampilkan postingan dengan label Cerita Dewasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Dewasa. Tampilkan semua postingan

Gelandangan

Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.

“Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
“Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

“Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak punya rumah den, simbok cuma gelandangan”.
Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
“Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”.
“Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.

Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulang, simbok ini ternyata ditinggal suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.

Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketiganya sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

“Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
“Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.

Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inem ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas rambutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kelaminku yang masih perjaka ini langsung berontak.

Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inem ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kelaminku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.

Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

Saat aku keluarkan air maniku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
“Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.

Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari vaginanya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti vaginanya Tika bau lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin vaginanya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.

Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.

Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir vagina yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.

Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. vaginanya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati vaginanya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. vagina Tika kan bau..”.
Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.

Aku pun mulai menyedot vaginanya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. vagina Tika diapain sih ndoroo..”.
Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan vagina yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.

Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
“Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
“Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
“Iya Ndoro..”.

Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!.
“Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.

Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.
Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.

Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati vagina tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
“Mau Ndoro..”.

Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. vagina Tika diapain.. kok sakit..”
Aku sempat tarik ulur kontolku di liang vaginanya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa vaginanya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil aku terus menusuk-nusuk vaginanya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
“Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.

Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

Privat

Siska Wulan Aryani, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 16 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 158 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Siska mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Andy, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Siska sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Siska berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Siska kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Siska berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Sis, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Siska mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

“Udah punya pacar Siska?”, godaku sambil menatap Siska.“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.“Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.“Minum Coca Cola apa Fanta?”, lanjutku.“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Siska yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

“Sudah Kak”, suara Siska mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Sisk “, pujiku dan membuat Siska tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Sisk”, kataku sambil melihat wajah Siska lewat sudut mata. Siska tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Siska semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Siska mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Siska menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Siska menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Siska diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Sisk”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Siska ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Siska mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Siska merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu.Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.“Dadamu sangat indah Sist”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

“Aaahh”, Siska mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.“Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka.
Siska sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Siska yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Siska dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat
Siska makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Siska menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Siska mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Siska menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Siska menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat
Siska akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi
Siska semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Siska tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian
Siska malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

“Uuuhh”, ketika membalikkan badan,
Siska melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Siska mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Siska sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

“Aaahh”,
Siska tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat
Siska mulai membuka kakinya, jari-jari Andy yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Siska menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Siska makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Siska merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja,
Siska membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”,
Siska tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Siska tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali.
Siska kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.
Siska hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.

“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina.“Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu,
Siska hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit,
Siska hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Siska menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin
Siska merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat
Siska sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Siska,, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Siska merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah
Siska dan memeluknya supaya Siska merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.“Bagaimana kalau Siska hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Siska tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.
Siska semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur,
Siska membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.

Pemuda Lugu VS Tante Kesepian


 Tante Kesepian

Sebagai seorang pemuda perantau yang masih lugu, aku ke Jawa untuk melanjutkan studi dan mengadu nasib. Paman dan Bibi yang tinggal di sebuah kota kecil sebelah timur Semarang sudah dikirimi telegram untuk menjemput aku, namun karena komunikasi yang kurang lancar, sehingga kami tidak bertemu. Dengan berbekal alamat rumah Paman, aku memutuskan untuk langsung berangkat ke kota ML dengan menggunakan bis kota.
Tiba di kota ML sudah menjelang sore hari, dan dalam keadaan lapar aku menuju ke rumah Paman, namun ternyata Paman dan Bibi sudah sejak pagi berangkat ke Semarang untuk menjemput aku. Berkat kebaikan tetangga (karena sudah diberitahu Bibi mengenai kedatangan aku) Pak Yanto dan istrinya tante dona (keduanya berusia sekitar 45 tahunan), aku diberitahu untuk tinggal sementara di rumah mereka. Disinilah awal dari inti kisah nyata aku.
tante dona sebagai umumnya wanita Jawa setengah baya dan kebetulan belum dikarunia momongan selalu memakai kebaya dan rambutnya disanggul, sehingga penampilan selalu anggun. Bertubuh sekal, pinggul dan pantatnya yang besar, suka tersenyum dan sangat baik.
Malam itu kira-kira jam 19:00 om Yanto sebagai petugas kantor pos harus lembur malam karena akhir Desember banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sementara aku karena kecapaian setelah menempuh perjalanan panjang tertidur pulas di kamar yang telah disediakan tante dona.
Kira-kira jam 11 malam aku terbangun untuk ke kamar kecil yang ada di belakang rumah, dan aku harus melewati ruang tamu. Di ruang tamu aku melihat tante dona sedang menonton TV sendirian sambil rebahan di kursi panjang.
"Mau kemana Dik..? Mau keluar maksudnya..?" tanya tante dona lagi.
Karena rupanya tante dona tidak mengerti, akhirnya aku katakan bahwa aku mau kencing.
"Ohh.., kalau begitu biar Ibu antarkan." katanya.
Waktu mengantar aku, tante dona (mungkin pura-pura) terjatuh dan memegang pundak aku. Dengan sigap aku langsung berbalik dan memeluk tante dona, dan rupanya tante dona langsung memeluk dan mencium aku, namun aku berpikir bahwa ini hanya tanda terima kasih.
Setelah kencing aku balik ke kamar, namun tante dona mengajak aku untuk nonton TV. Posisi tante dona sekarang tidak lagi berbaring, namun duduk selonjor sehingga kainnya terangkat ke atas dan kelihatan betisnya yang putih bulat. Sebagai pemuda desa yang masih lugu dalam hal sex, aku tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh, dan hanya menonton sampai acara selesai dan kembali ke kamar untuk tidur lagi.
Pagi-pagi aku bangun menimba air di sumur mengisi bak mandi dan membantu tante dona untuk mencuci, sementara Paman dan Tante belum kembali dari Surabaya karena mereka sedang mencari aku disana. Om Yanto sudah berangkat lagi ke kantor, tinggal aku dan tante dona di rumah. tante dona tetap mengenakan sanggul. Beliau tidak berkebaya melainkan memakai daster yang longgar, duduk di atas bangku kecil sambil mencuci. Rupanya tante dona tidak memakai CD, sehingga terlihat pahanya yang gempal, dan ketika tahu bahwa aku sedang memperhatikannya, tante dona sengaja merenggang pahanya, sehingga kelihatan jelas bukit vaginanya yang ditumbuhi bulu yang cukup lebat, namun hingga selesai mencuci aku masih bersikap biasa.
Setelah mencuci, tante dona memasak, aku asyik mendengarkan radio, waktu itu belum ada siaran TV pagi dan siang hari. Siangnya kami makan bersama Om Yanto yang memang setiap hari pulang ke rumah untuk makan siang.
Malam harinya Om Yanto kembali lembur, dan tante dona seperti biasa kembali mengenakan kebaya dan sanggul, sambil nonton TV. Di luar hujan sangat lebat, sehingga membuat kami kedinginan, dan tante dona meminta aku untuk mengunci semua pintu dan jendela.
Pada saat aku kembali ke ruang tamu, rupanya tante dona tidak kelihatan. aku menjadi bingung, aku cek apakah dia ada di kamarnya, juga ternyata tidak ada. aku balik ke kamar aku, ternyata tante dona sedang berbaring di kamar aku, dan pura-pura tidur dengan kain yang tersingkap ke atas, sehingga hampir semua pahanya yang putih mulus terlihat jelas.
aku membangunkan tante dona, namun bukannya bangun, malah aku ditarik ke samping ranjang, dipeluk dan bibir aku diciuminya. Karena aku masih bersikap biasa, tante dona membuka kebayanya dan meminta aku untuk mencium buah dadanya yang sangat besar dengan puting hitam yang sangat menantang. aku menuruti dengan perasaan takut, dan ternyata ketakutan aku membuat tante dona semakin penasaran dan meminta aku untuk membuka baju dan celana panjang, sehingga tinggal CD, sementara tante dona mulai membuka kainnya.
tante dona mulai mencium adik kecil aku, dan meminta aku melakukan hal yang sama, dengan mencium memeknya yang wangi dan merangsang secara bergantian. Sambil mencium memeknya, tangan aku disuruh meremas buah dadanya yang masih keras dan kadang memilin putingnya yang mulai mengeras, nafas tante dona mulai terasa cepat, dan meminta aku untuk membuka CD dan mencium tonjolan daging yang tersembul di mulut memek. aku melakukan sesuai perintah tante dona, dan ternyata terasa basah di hidung aku karena banyaknya cairan yang keluar dari memek tante dona, sementara tante dona mendesis dan mendesah keenakan dan kadang-kadang mengejangkan kakinya.
"Uhh.. ohh.. ahh.. ohh.., terus Dik..!" desahnya tidak menentu.
Meriam aku berdiri tegang dan tante dona masih mempermainkan dengan tangannya. Sesekali tante dona meminta aku untuk mengulum bibir dan putingnya. Setelah puas dengan permainan cumbu-cumbu kecil ini, tante dona kembali ke kamarnya dan aku pun teridur dengan pulasnya.

Cerita Dengan Cewek Bispak

cewek bispak smu
Cerita ngentot ini berawal dari informasi atau nocan (nomor cantik) yang saya dapatkan dari temenku katanya ini cewek bispak, hari ini saya putuskan untuk menghubungi cewek bispak tersebut kebetulan ga ada kerjaan dan kebelet pengen ngentot.

"salam kenal lastvegas"saya sambut dengan senyum hangat,soalnya itu saja yang bisa saya andalkan
" Rika " dia balas senyum sambil tersipu malu.sambil mengenalkan temannya. temannya biasa saja,tampak perbedaan dari segi anatomi diantara keduanya.

sambil kujamu makan spageti ,saya ngobrol sedikit serius dengan ybs ,soalnya saya masih kaku kalau soal ssi.pokok pembicaraan kita sejarah ,matematika ,seni rupa (soalnya ngak ada pokok pembicaraan sih...)bro sleeper malah merasa saya seperti seorang dosen yang memberi kuliah pada anak didiknya......ada kesempatan ajarin aku ya bro:D

ternyata ybs yang ssi duluan ,saya yang sebelumnya duduk menghadapnya di himbau untuk duduk di sampingnya....:p
" jangan jauh jauh dong duduknya"
" mau di suapi ngak.???"
dia menunjukkan sendok berisi icecrem ke arah wajahku.
ahirnya saya di suapi ice cream kayak pacarnya saja....:p.dia membuat saya horny....

akhirnya saya beranikan diri bertanya juga....
"setelah ini kita kemana ya...????"
"terserah abang lah"jawab rika dengan tersenyum .manis sekali senyumnya.dia telah membuat saya jatuh hati padanya.terutama juniorku yan sudah mulai berontak.....!!!!

setelah para pembaca sekalian bubar ,kamipun meninggalkan posko.
" rika bagaimana kalau kita berdua saja..."maksud saya mau memisahkan temannya dari kami .kalau bertiga bisa treesome jadinya.temannya spg juga cuma spg sepeda motor .cuma body dan penampakan jauh dari yg di harapkan.
rupanya temannya nai sepeda motor dan cuma mengawaninya ke posko ,soalnya ybs takut sendirian .

akhirnya saya boyong rika ,dan dengan kerbau besi silver ku bawa ybs mutar mutar jalan sekitar gatot subroto
" ko mau ke mana kita ...???kok mutar mutar saja..keliling kota saja kita?"
" bagaimana kalau kita cari sesuatu yan fun...??have fun!!!"
saya langsung to the point
"maksud nya bagaimana ya ko..??" dia pura pura bertanya seakan kurang mengerti maksud ucapan ku tadi
" saya dari awal melihat mu saya sudah suka sama kamu ,bagaimana kalau kita wujudkan menjadi lebih nyata..???"
rika tersenyum ,pandangan matanya tertuju tajam ke arahku ,pandangan mata kita sempat beradu...
" saya mau mengajak kamu make love...."saya lansung berterus terang

cukup lama rika terdiam dan tidak memberikan jawaban atas ucapanku tadi.....

"bagaimana..? kalau kamu belum siap saya tidak memaksa" saya singung kembali dengan memberinya pilihan.
" terserah ko last saja " sambil tersenyum dia menoleh kearahku.saya terkejut hampir tidak percaya.kalau semua cewek kaya begitu enak sekali kita sebagai lelaki...

akhirnya saya arahkan kerbau besi ku ke arah jalan s.p*rman .lansung menuju hotel c*s*blan** .lansung menuju room yang ada rolling door nya.

didalam kamar dengan Dc 175 K itu saya sempat mengabadikan rika beberapa foto dengan berbagai pose.memang cantik dan sangat menggairahkan .sorry ya foto belum bisa saya upload demi prifasi .hanya beberapa dser yang saya percaya yg dapat lihat foto ybs di MC futsal club

setelah acaranya foto foto saya masih memberi beberapa ssi kepada si doi.tampaknya doi sudah terbuai dengan rayuan saya.

saya semakin mendekatkan diri ke doi ,saya ciumi pipihnya yang halus ,dia diam saja.selanjutnya saya melanjutkan serangan ke cuping telinganya .saya jilati cuping telinganya dengan sekali kali gigit kecil .tampak matanya memejam dan menggigit bibir .dia telah terbuai dengan stimulus yang saya lakukan.
selanjudnya saya lumatkan mulutku ke bibirnya .cukup lama kita kissing .lidah kita saling beradu .terasa sekali saraf sexual meransang libido kita berdua.sambil kissing tanganku bekerja di wilayah payudaranya yang besar.saya remas remas ,satu kepalan tangan kalah dengan besarnya payudaranya.

akhirnya saya buka juga kaos yang membalut tubuhnya .tampak payudaranya menyembul keluar .BH yang di pakai kalah dengan besarnya payudranya.lalu BH nya ku buka juga .sekarang tampak jelas seluruh bentuk payudaranya.besar,bulat dengan bentuk yang indah...
tanpa di komando saya lakukan stimulus di daerah puting payudaranya.rika betul betul menikmati permainan ini...dia mulai terangsang...
akhirnya saya saya lucuti seluruh busana yang melekat di seluruh tubuhnya.sekarang sudah tanpa sehelai benang pun .tanpak bulu bulu halus di antara selangkangannya yang masih berbentuk V
sambil menjilat puting payudaranya ,tanganku menggosok gosok sesuatu diantara bibir selangkangannya.semakin di gosok semakin licin an basah .ada sejenis cairan berlendir perlahan lahan membasahi lubang itu.mulanya lubang itu sempit sekali,semakin lama karena ada cairan itu lubang tsb sudah bisa di masukin jari telunjukku.mata rika tampak terpejam sekali kali mengeluarkan suara melenguh....saya lakukan itu lumayan lama juga.saya ingin dia betul betul terangsang....

akhirnya keinginan ku tercapai juga ,rika sudah terangsang...dia terburu buru membuka baju ku,lalu celana jeans ku hingga seluruh busana yang aku pakai tertanggal.
tanpa di beri aba aba dia raih alat kelaminku dan langsung di lumatnya...dengan gerakan maju mundur di isapnya batang kemaluanku .sekali kali ujung lidahnya meliuk liuk di sekitar buah zakar hingga ke daerah antara sunhole dan buah zakar.daerah itu lah yang betul betul nikmat....doi kalau sudah begini apapun akan di lakukannya...

sambil doi memanjakan alat kelaminku ,jari telunjukku terus bermain di lubang itu.dengan gerakan maju mundur lubang itu sudah semakain basah....sedangkan tangan kiriku terus memberikan ransangan di daerah payudaranya.sekali kali ku plintir ujung toketnya.

akhirnya doi sudah tak tahan ...ingin rasanya dia mencapai kenikmatan itu secepatnya..dia sudah tidak sabar menuntun batang kemaluanku untuk di masukkan ke lubang kenikmatan yang sejak tadi sudah basah kuyup....
setelah ku pasang kondi duri yang masih tersisa satu satunya,kutancapkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.dengan gerakan menekan keras kugoyang goyang dengan gerakan maju mundur.lubang itu semakin basah rasanya.sambil menggoyangkan pinggulku kunikmati suara erangan ,jeritan keenakan rika bagaikan melody yang penuh gairah.


permainan ini saya lakukan dengan berbagai posisi .
Posisi MOT goyangan 120 kali,posisi WOT 150 kali( sampai doi menjerit jerit keenakan ) posisi doggy 100 kali ,menusuk dari samping 100 kali juga...sampai pinggul ku terasa nyeri sampai sekarang.

mungkin sudah beberapa kali doi mencapai big O ,nyatanya saat saya goyang rika membisikkan kata "ika sayang abang!!!!":-bd

saya juga berusaha menusuk sebuah lubang di antara kedua bokongnya ,lubang itu jelas terlihat saat kucabut penisku waktu dogy stye,maksudnya cabut dari lubang yang bawah mau tancapkan lagi lubang di bagian atasnya .sayang lubang tak tertembus padahal sudah di lumasi air liur...
suatu saat pasti akan saya tembus....:-"

posisi yang paling favorit tentunya adalah WOT dimana saat doi menggoyangkan pinggulnya dan gerakan menekan nekan saya dapat memeras toketnya yang betul betul indah

akhirnya karena belum bisa keluar juga doi memblowjob penisku yang masih tetap tegak berdiri ..
cukup lama batang penis ku di mulutnya doi , sampai akhirnya lahar panas muncrat membasahi rongga mulutnya.

inilah permaianan panas yang dapat membuat kaum hawa memiliki rasa sayang sama kaum adam.sebagai kaum adam kita juga berkewajiban melindungi mereka,karena mereka sudah memberikan kenikmatan kepada kita.

sampai sekarang saya masih sms-an sama doi ,doi suka sms dalam bahasa inggris.ngak sangka kalau doi tamatan d1 sekretaris katanya..

mohon maaf kepada Dser semua yang menanyaan nocan doi ,soalnya saya sementara akan memplat hitam kan doi sampai batas waktu yang belum di tentukan .
perkembangan terakhir doi masih mengajak saya have fun ,katanya di karaoke saja

semalam doi sms ,katanya suntuk .doi ajak saya karaokean ,akhirnya malam jam 8 saya ajak doi karaoke ke elit .doi sama teman cuma penampakan bisa saja.

di karoeke doi sudah lengket kali kayak perangko ...masih sama dengan jurus sebelumnya..ssi doi dengan acara suapi buah buahan .

selaian acara disuapi buaholeh doi, juga acara elus elusan ,elus paha,lengan sampai elus miss v nya.teman nya cuek aja....

ahirnya saya ajak ke toilet...
" ika msuk dulu ya...5 menit baru koko nyusul....!!!":p

sampai di dalam toilet ,setelah pintu terkunci lampu toilet karaoke malah hidup terang benderang.doi didepan kata wastafel .saya lansung dekap doi dri belakang.

setelah itu ku serang dengan jilatan dan ciuman maut di sekitar leher dan telinga.Ika menggelinjang ...tangan kananku merayap ke miss V yang terselinap di balik celana dalam warna merah .jari telunjuku menari nari i lubang itu ,basah......

tangan kiriku menyelinap dari bawah rok lansung menjalar ke daerah BH yang membunkus segumpal daging besar dan kenyal .tanganku liar meremas Daging kenyal itu....
suara melenguh dan desahan nafsasnya semakin terasa,salain susul menyusul dengan desahan nafas ku..

" I miss you...." saya mulai ssi
" are,you lie..??"
" no I don't lie....I will give you the best for next...."
" what is that....??"
" Love"

ssi pamunkas tadi membuat doi semakain basah saja,lendir terasa di tanganku..badannya mengejang..kedua pahanya di apitnya rapat rapat,jari jemariku terus bermain di derah itu...tidak ku biarkan dia berontak.....akhirnya kedua tangannya mendekap ku erat ,erat sekali.....
" i love you..honey"dia berbisik di telingah ku...
rupanya permainan jari tanganku memberikan sensasi yang beda padanya .

Gesekan Si Supir Pengganti



Pasti pernah melakukan quick sex kan? Entah di mobil, di dapur, di lift kantor, di toilet gedung pas mau menghadiri resepsi perkawinan, atau bahkan mungkin di toilet pesawat yang sedang mengudara? Bagaimana sensasinya? Sungguh liar biasa bukan? Rasa mendebarkan karena buru-buru, was-was karena takut ketauan, dan menggebu-gebu seolah dikejar oleh sesuatu yg tak jelas itu ternyata bisa menambah variasi dalam hubungan seks. Tentu saja saya hanya bertanya kepada mereka yang sudah berpasangan hidup, dan bukan kepada mereka yang masih single. Tapi buat peserta arisan jablay, apalagi DPJ (Dewan Pembina Jablay) boleh juga berkomentor kok hihihi…

Belum lama ini ada seorang teman (sebut saja Lidya) yang menceritakan tentang pengalaman seks kilatnya bersama suami sewaktu menghadiri resepsi perkawinan. Entah kenapa pula mereka melakukan di toilet gedung, dan bukannya melakukan di rumah sebelum berangkat ke pesta. “Seru lho, waktu itu malah kondomnya sempet ketinggalan di dedek gue. Dan tau nggak, gue baru nyadar pas lagi antri di prasmanan!”, dia terkikik waktu menceritakan hal tersebut. Tak lupa pula dia mengatakan, bahwa sesekali secara diam-diam Si Lidya ini sempet repot rogoh-rogoh gaun pestanya, mencoba membebaskan slempitan kondom yang masih membandel sambil membetulkan CD yang terasa nyempil. “Kok bisa? Trus kok sempet-sempetnya laki loe pasang kondom, katanya quick sex?”, sempet bengong juga saya bertanya. “Ya disempet-sempetin lah, kami belum pengen punya baby. Jadi biarpun kemana saja, kapan saja, kalau nggak gue yang nyimpen di tas pasti dia juga sedia kondom di dompetnya”, jawabnya ringan.

Hm, ternyata ada juga pepatah bisa diambil dari sini, sedia kondom sebelum berpergian. Saya cuma manggut-manggut sambil  diam-diam mulai mengikuti jejak rekam teman saya ini. Hehehehe…, buat persiapan nggak ada salahnya kan? Bukan hanya karena mau hujan saja kita musti sedia payung


Cerita quickies ini terjadi pas saya masih menikmati  masa cuti di rumah setelah tiga bulan bergelut lumpur dan keringat di lapangan.

Kira-kira sebulan yang lalu ketika sedang mencari-cari alamat seorang rekan yang pindah rumah ke komplek baru di pinggiran Jakarta, saya dan istri sampai kepayahan karena alamat yang diberikan sungguh-sungguh nggak jelas dan bikin pusing tujuh belas keliling. “Pokoknya, begitu masuk gerbang ikuti aja jalan utama, nanti ketemu  bundaran langsung belok kanan. Pas gang ke-empat belok kiri, masuk aja lurus sampai ketemu pohon gede dan kebun nanas yang lagi berkembang. Nah, kalau udah ketemu langsung belok kanan. Oiya, jangan lupa ngitung kalau udah nglewatin tujuh belas polisi tidur, di sebelah kanan ada gerobak Rujak Ulek pas di depan rumah. Nah itu rumah gue”, terangnya mencoba secara rinci di telepon ketika kami menghubungi  dua hari sebelumnya.

Benar-benar alamat yang sulit. “Blok apa dan nomor berapa?”, kejar saya penasaran. Lucunya, rekan tersebut belum terlalu hafal dengan blok rumah yang baru ditempatinya 5 hari yang lalu, karena rumah dan segala kwitansi pembelian sudah diurus suaminya dan si rekan tersebut tinggal menempati dan mengatur isinya saja. “Ngggg… apa yaaa? Udah deh, pokoknya aja ikutin petunjuk gue, pasti nyampe..”, sekali lagi dia mencoba meyakinkan kami. Oke lah, kami akan mencoba mencarinya. Maka perjuangan itu pun dimulai.

Sesuai kekhawatiran sejak awal, kami benar-benar nggak ketemu dengan rumah sesuai ancer-ancernya karena gerobak Rujak Ulek yang dimaksudkan ternyata sudah pindah ke lokasi lain gara-gara sepi pembeli. Konon penjualnya berniat menjual komoditi yang halus-halus saja, entah apa maksudnya. Tak lupa pula dengan pohon besar yang dimaksud, juga telah jadi korban semena-mena dari gergaji mesin karena dahan dan daunnya yang lebat mengganggu jaringan kabel listrik dan telepon. Tentang Kembang Nanas? Hm, rupanya lain yang dimaksud dengan apa yang ditemukan, karena menurut reportase singkat rekan Ami dari TKP ternyata Nanas yang satu ini merupakan varian unggul dari Hawai, yang katanya lebih mantap dengan duri-durinya yang besar dan tajam dan konon rasanya lebih legit. Polisi tidur? Ah, entah sudah berapa puluh kali “gajlukan” itu kami lewati sehingga malas untuk mengingatnya.

Apesnya, rekan ini lupa memberikan berita terkini dan terpercaya tersebut sebagai sumber informasi terbaru bagi kami untuk mencari rumahnya. Padahal biasanya, dia itu paling rajin memberikan breaking news tentang si artis ini sudah bercerai gara-gara kasus selingkuh plus KDRT padahal baru menikah dua bulan (konon nikahnya di Mekkah), atau si artis itu yang telah menikah siri di Bali dengan vokalis ganteng dari grup band terkenal, dan segala berita-berita gosip terbaru lainnya. Apes yang kedua adalah ketika kami berhasil menemui seorang petugas keamanan berbadan kekar dengan kumis tebal melintang seperti kumisnya pak DJ tapi berhati lembut. Beliau kami dapati sedang santai dan mencabuti bulu hidungnya di bawah pohon asam. “Pak, tahu letak rumahnya bu Dewi Meong?”, tanya saya sopan sambil membuka kaca mobil. “Blok apa dan nomer berapa, pak?”, sahutnya tak kalah sopan pula. Nah, disitu lah letak permasalahnya. Maka pak DJ eh, petugas keamanan tersebut kontan terjangkit penyakit bingung ketika kami tanyai dengan ancer-ancer yang amburadul versi rekan kami tadi dan menganggap kami nggak lebih pintar dari anak SD!

Akhirnya kami memutuskan untuk balik arah pulang setelah hampir empat puluh lima menit lebih kelimpungan mencari alamat yang dimaksud, dan hari pun juga semakin malam. “Bun gantian nyetir ya.., ayah capek”, kata saya kepada istri di sebelah yang masih sibuk adu argumentasi tentang ancer-ancer rumah yang diberikan via hape dengan si rekan wanita tadi.  “Uhm, boleh…”, sahutnya nggak keberatan sambil mematikan teleponnya. Jalanan sepi dan saya menepi. Tanpa membuka pintu mobil saya beringsut ke jok penumpang sementara istri saya sedikit mengangkat tubuhnya. “Aa…aah ayah niiih.., ribet deh. Kenapa nggak mau keluar dan masuk dari sebelah kiri aja siiih..?” hihihi, agak kesal dia rupanya. Tapi dibandingkan dengan saya yang nyetir dari ujung ke ujung, siapa yang lebih capek hayooo? Maka kami pun berganti posisi.

Dia agak mengangkat pantatnya untuk memberikan saya ruang agar bisa menempati kursi sebelah kiri, sambil mengangkat kaki kanannya siap-siap mendarat ke jok kemudi. Ups, terjadi insiden kecil, yaitu gesekan kinetis. Seperti layaknya hukum fisika, bahwa gesekan yang terjadi antara dua buah benda bisa menimbulkan panas. Teori itu menimpa saya. “Sebentar sayang, jangan buru-buru..”, ah, tanpa disadari saya mendesah! Ternyata gesekan pantat tersebut menimbulkan gairah panas si kecil di bawah sana, apalagi ditambah dengan parfumnya yang menyergap hidung (tapi pas diingat-ingat, waktu itu kok kayaknya dia sengaja ya..?!) Hmmm.. tangan saya nggak bisa diam. Merayap, meremas dan menjelajah hingga protes kecil terlontar dari bibir mungilnya, berbisik. “Sssst…, ntar kalau ada orang lewat gimana?”
Akibat koefisien gesek tadi, timbullah panas yang membutakan mata sekaligus membangkitkan gairah usaha saya, yaitu usaha untuk mencapai kenikmatan. Adalah W = F x S. Dimana W = Wusaha, F = Fosisi Bercinta dan S = Seks. Terjemahan bebasnya menurut kamus online Boogle adalah, bagaimana mencari kepuasan seks dalam berbagai posisi dalam situasi darurat. Hehehe yang ini adalah dalil fisika modif ala Quickies, dan bukan rumus turunan dari Om Isaac Newton melainkan dari dari Mas Iskak Klepon.

Maka saya tak perduli. Tangan kiri menarik handle jok ke atas supaya posisi menjadi rebah, sementara tangan kanan sibuk mengusap, meremas, menyingkap dan menguak di kedalaman sana yang semakin lembab dan basah. Kedua tangannya pun tak tinggal diam, satu meremas rambut, dan yang satunya menarik retsleting celana yang sungguh membelenggu geliat kebebasan saya di bawah sana. Setelah proses pelepasan celana panjang dan cd-nya yang di saat-saat seperti ini justru terasa sangat mengganggu, terjadilah eksekusi itu! Terburu-buru, menggebu-gebu, dan sedikit liar ditambahi dengan perasaan was-was akan keadaan sekitar. Perlahan dengan jari kaki saya kecilkan volume musik, karena mengganggu orkestra yang dipersembahkan dari bibirnya. Dan sungguh, saya menikmatinya! Berayun, berpacu dan saling mengusap diiringi desahan simphony alami hingga akhirnya sampailah kami di titik pencapaian yang diidam-idamkan umat manusia itu. Aaaarrghhh…!! Tiga menit! Ya, tiga menit lewat sekian detik kami melakukan perjalanan indah itu, karena masih sempat mata ini melirik jam digital di mobil.

Jok saya kembalikan ke posisinya, dan dengan malas retsleting saya naikkan. Sementara istri saya dengan letih akhirnya berpindah ke posisi supir sambil merapikan roknya yang berantakan, dan mengacuhkan CD-nya yang tercampak layu bersama serpihan-serpihan tissue di karpet, tanpa berniat memakainya lagi.

Hmmm,  sebentar saja saya memejamkan mata. Masih berusaha meraih pendar-pendar kenikmatan yang berdenyut di bawah sana, lalu tersenyum memandangi dia dengan penuh mesra sambil mengusap pipinya. Rambutnya yang tetap berantakan karena hanya dirapikan dengan tangan, bagi saya justru menambah pesona kecantikannya. Tapi itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba, “Uhmm.., keknya bunda masih lemes deh.. So, ayah aja yang nyetir yaaaa…”, ujarnya manja sambil tangannya meremas si kecil yang masih berdenyut. Alamak! Gimana sih?, sungut saya sebal sekaligus tersenyum geli melihat ekspresinya. Tapi saya mencoba maklum, mungkin energinya banyak terkuras gara-gara posisi WOT tadi.

Akhirnya tetep, saya juga yang bawa mobil pulang dan melupakan rasa penat akibat perjalanan jauh dan berputar-putar gara-gara alamat sialan itu, dan juga rasa penat lain akibat kejadian di luar dugaan tadi. Walhasil, selama perjalanan pulang malah istri saya yang rebah dengan damai di jok sebelah kiri, sambil tak lupa berbisik, “Ayah hati-hati nyetirnya ya, bunda mo bobo dulu…”, tak lupa dia berikan kecupan mesra di pipi. Hmmph..! Masih mau bersungut-sungut? Nggak lah! Apalagi selama perjalanan dia memberikan bonus berupa pegangan tangannya yang bermain di perseneling kedua, selain mobil. Hehehe…!

Akhirnya sampai di rumah, dan anak kami satu-satunya ternyata sudah tertidur pulas di sofa dengan acara Animal Planet yang masih menayangkan Elang yang berputar-putar di udara sedang mengintai ular di darat. Sempat terbersit di kepala. Ah, kasihan ular tersebut, dijadikan santapan Sang Burung Elang. Sungguh malang nasibnya dibandingkan dengan ular saya yang telah dimangsa Burung Elang lain yang cantik. Setelah ganti pakaian dan bersih-bersih apa yang perlu dibersihkan akibat seks kilat tadi, kami bersiap tidur. Tapi, begitu melihat istri saya berbaring dengan posisi kaki mengapit guling itu membuat saya kembali bergairah! Kilauan paha menawan yang mengintip dari gaun tidurnya itu seolah mengundang untuk dieksplorasi. Tanpa menunda waktu lagi dan tak berniat ber-quick sex kali ini, saya kecup perlahan mulai dari betis,  paha dan terus ke atas, sambil tangan ini menelusup dan bermain di bongkahan bukit di ujung sana. Dia menggeliat sambil melenguh, “Aaaah… ayaaaah…”, hmm, pura-pura pasti. Soalnya sambil menggeliat tangannya malah merengkuh leher meskipun matanya merem dan bibirnya cemberut. Hihihihi…, women!
 

 Maka kembalilah terjadi perpaduan rasa cinta dan sayang ini yang diwujudkan dengan menyatunya tubuh kami. Keringat mulai mengucur dan desah nafas berserabutan dari hidung dan bibir, seiring gerakan yang semakin liar, semakin cepat. Gesekan lembut dan jepitan hangat dari dinding lembab itu membuat saya seolah berada di dunia lain. Smash-smash tajam dan drop shot yang saya lontarkan pun disambut dengan goyangan yang semakin cepat, semakin cepat.

Di tengah pendakian kami menuju puncak, tiba-tiba pintu diketok oleh Si Ucrit Similikthi, rupanya dia terbangun dan menyadari orang tuanya sudah di rumah dan mengunci diri di kamar (biasanya kami jarang mengunci pintu kamar, karena sewaktu-waktu dia suka bermigrasi dari kamar pribadinya). Kami terdiam menahan desahan dari bibir masing-masing, saling berpandangan tapi tetap melakukan aktifitas pengeboran dan pengulekan hingga akhirnya ketokan semakin nyaring dibarengi teriakan, “ayaaaaaah…., bundaaaaaa…, aku mau tidur di daleeem…!!”, jeritnya. Istri saya menyahut, “Iyaaa bentarrrrr…, bunda lagi ganti bajuuu…”, hihihi ada tukang tepu lagi beraksi meskipun sambil terengah karena desakan birahi yang meronta ingin segera dibebaskan. Dia  terus menyambut, menggoyang, memeluk  erat dan dinding itu mencengkeram semakin kuat hingga akhirnya, hmmmpp…. uggghhhh…! Sampai lah kami di puncak semburan dasyat dan rembesan cinta tepat di saat detik-detik terakhir si Ucrit Similikithi ini makin intens ngetok-ngetok sambil memainkan handle pintu. Huaaah…!! Maksud hati nggak berniat quick sex, tapi yang terjadi malah sebaliknya gara-gara gangguan sinyal..!

Akhirnya pintu terbuka. Dengan cemberut anak semata wayang kami ini masuk dan langsung nyungsep diantara ayah-bundanya, tapi mengacuhkan saya (kasihan deh loe) yang berusaha tersenyum manis meski terasa janggal ke arahnya. Sempat melirik jam dinding dan mengira-ngira berapa menit tadi kami bertempur, hingga akhirnya sampai pada kesimpulan, lagi-lagi 3 menit lewat sekian detik (Eh, tapi ini quickies ya. Jadi tolong jangan dianggap kami ini penderita Edi Tansil lho hehehe… ). Selang berapa saat, istri saya beringsut, mengecup bibir dan berbisik, “Good night sweat, have a nice dream..” Aahhh…, saya pun membalasnya mesra dengan penuh cinta sambil tak lupa meremas lembut, “Kamu juga chayank, trims ya buat hari yang indah ini…” Dan kami pun tertidur menyusul Si Ucrit, dengan senyum berbayang di bibir.


 Hihihi…! Masih suka senyum-senyum sendiri jika ingat, apa yang terjadi malam itu adalah gara-gara akibat dari gesekan si supir pengganti…

Salam Catatan Cerita.

Menghadapi Cerita Dewasa 17 Tahun

Beragamnya cerita dewasa 17 tahun seolah pertanda bahwa usia ini seseorang mulai mengarungi kehidupan remajanya. Ia dikenalkan dengan apa itu cinta sejati, patah hati yang bertubi, atau pemburuan cinta yang bertubi. Cerita dewasa 17 tahun pun seolah tak bosan untuk dibicarakan, baik dengan teman sejawat maupun ia yang selalu memberi kita dukungan. Cerita dewasa terbilang unik dibanding usia lain yang kita selami di kehidupan. Di usia ini pun kita mulai disodorkan ragam kenyataan pahit yang menguji kedewasaan.
Meskipun setiap orang memiliki nasib atau cerita hidup yang berbeda, cerita dewasa konon mampu dirasa. Kedewasaan kita diuji. Kepandaian dalam menghadapinya pun menjadi saksi.

Cinta Menjadi Bagian Cerita Dewasa 17 Tahun


umumnya tidak lepas dari lima huruf, yaitu C,I,N,T,A. Puberitas seseorang pada usia ini seolah membuncah. Konsentrasi hidup pun terkadang kian pecah.
Jika di usia sebelumnya ia cenderung takut untuk melakukan hal-hal yang kurang baik dalam hidupnya, dalam usia 17 tahun ini seseorang terkadang “penasaran” untuk melanggar aturan-aturan hidup dan memandangnya sebagai “eksistensi pergaulan”.
Usia 17 tahun dengan cerita dewasanya seolah pertanda bahwa ia ingin terlepas dari julukan “cinta monyet”. Ia ingin lebih dianggap “ada” oleh kekasihnya, juga memperlakukannya dengan spesial tak seperti cerita cinta “bocah ingusan”. Itulah cerita dewasa 17 tahun, memberi kejutan-kejutan yang kadang di luar dugaan.

Kekhawatiran Orangtua Terhadap Cerita Dewasa 17 Tahun

Cerita dewasa 17 tahun pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua. Jika dulu anaknya mudah untuk dikendalikan, namun pada usia ini seorang anak merasa dirinya sudah dewasa dan seolah wajib diberikan hak untuk mengenal cinta.
Istilahnya, dia bukan lagi anak mami yang dilarang untuk menjalin denggan sang pujaan hati. Cerita dewasa 17 tahun begitu unik dengan berbagai kejadiannnya yang menarik.
Anak pada usia ini pun cenderung berbagi keluh kesahnya kepada sahabat ketimbang keluarga karena seorang sahabatnya terbilang lebih mengerti dan memahami. Perbedaan usia yang tidak terlampau jauh menjadikannya nyaman untuk bersandar dalam menghadapi dinamika hidup yang di luar nalarnya.

Khawatir orang tua merupakan tanda sayang kepada kita

 Khawatir orang tua merupakan tanda sayang kepada kita

Cerita dewasa 17 tahun pun tak bosan untuk dibicarakan. Di usia ini, seorang mulai mengenal cemburu dan sentuhan hangat seorang kekasih. Ya, bertambah usia seolah mendewasakannya untuk menyelami seluk beluk cinta dan rasa. Rasa sakit yang bertubi karena cinta pun seolah ciri kelabilannya.
Perhatian orangtua pun begitu dibutuhkan. Meskipun anak kita sudah beranjak dewasa, itu bukan berarti tanggung jawab Anda berkurang.


Sebaliknya, pada usia ini si buah hati butuh perhatian ekstra guna keselamatannya atas pergaulan salah.

Perhatian yang dibutuhkan pada usia ini, yaitu kasih sayang yang logis yang terlepas dari jargon "mendikte". Setiap orangtua memang punya cara tersendiri dalam mendidik anak kesayangannya.

Namun terkadang beberapa cara tidak dapat diterima oleh anaknya dan justru membuatnya tertekan karena tidak dapat diterima logikanya.
Meskipun usia ini dikatakan dewasa, namun tidak semua orang bisa bersikap dewasa layaknya seseorang yang berumur “kepala dua”. Emosinya naik turun seiring identitasnya yang mulai meraih kedewasaan, namun tidak semua berhasil mendewasakan dirinya.
Cerita dewasa  seolah gerbang bahwa petualangan hidupnya baru saja dimulai dengan pengharapan hidupnya yang semakin membuncah, juga egois yang kadang membuat resah.
Cerita dewasa pun tidak lepas dari bayang-bayang bahwa si anak akan merasa tidak betah bahkan minggat dari rumah karena cerita dewasa yang sedang ia rasakan bahkan banggakan, tidak sejalan dengan dukungan dan perhatian orangtuanya.
Jika semasa kecil anak selalu dituntun ketika menyeberang jalan, maka di usia 17 tahun ini ia hendak dituntun dalam menyeberang “lembah cinta” yang memiliki dua sisi.
Di satu sisi, cinta membuatnya paham dalam mengartikan ketulusan, dalam menjamah kebahagiaan, dalam mengendalikan rasa rindu, dan memperjuangkan keinginan untuk bersatu. Namun di sisi lain, terkadang cinta pun membutakan mata sehingga mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang “memalukan”.

Jebakan di Cerita Dewasa 17 Tahun

Sentuhan fisik dari sang kekasih pun menjadi bagian dalam cerita dewasa  ini. Jika di usia sebelumnya ia takut untuk berpegangan tangan dengan si pacar, di usia ini bisa saja atau bahkan lumrah untuk memberikan telapak tangannya sebagai pembuktian diri bahwa ia ingin dimabuk cinta.
Seiring berjalannya usia pacarannya, tak sedikit dari mereka yang lebih dari sekadar berpegangan tangan, namun “menjelajah” bagian tubuh yang lain, yang sebetulnya menjadi ancaman bagi masa depannya. Pengawasan yang cerdas, komunikasi yang lugas, serta pendekatan yang luas seolah menjadi PR tersendiri bagi para orangtua yang memiliki anak di usia ini.
Cerita dewasa 17 tahun pun menjadi kebanggaan tersendiri bagi pelakunya. Jika semasa kecil ia merasa takut untuk berbuat dosa sekecil apa pun, di usia ini tak sedikit dari mereka yang merasa bangga jika mampu berbuat hal-hal yang dianggapnya luar biasa tanpa memikirkan dosa apa yang akan ia tuai.
Nafsu birahi pun mulai mendekati mereka yang berusia 17 tahun ini. Dari awalnya coba-coba hingga menjadi pelipur lara.

Cerita dewasa tak hanya untuk dipandang sebelah mata. Sebaliknya, cerita dewasa perlu perhatian khusus karena pada usia ini dinamika kehidupan mulai dikenalinya.

Dengan siapa ia bergaul pun jangan diremehkan karena tidak sedikit orang yang terbawa arus pergaulan itu karena pengaruh dari lingkungan atau teman-temannya.

Perubahan fisiknya pun mulai terlihat. Suaranya pecah. Bagi wanita, beberapa bagian tubuhnya mulai mencuri perhatian lelaki dan sebagian dari mereka pun tak jarang untuk melakukan beberapa perawatan tubuh guna mengemas cerita dewasa yang spektakuler. Gerak-geriknya pun mulai mengalami perubahan.
Ia bangga jika telah dicumbu kekasihnya. Ia bangga karena bisa tidur seranjang dengan pacarnya. Ia pun berbangga diri karena telah menjadi bagian terpenting dalam hidup pasangannya.
Di sinilah perlu pemahaman bahwa tidak semua yang manis itu bermakna cinta. Mungkin saja ini jebakan dari alur kehidupan, atau penderitaan yang sedang menyamar dalam kebahagiaan.
Cerita dewasa memang perlu “penanganan khusus” karena di usia ini kematangan seseorang belumlah mencapai kadar tertinggi.
Cerita dewasa 17 tahun tidak terlepas dari masalah percintaan, seks, kekonyolan, juga keegoisan. Gelora mudanya kian membara dan terkadang lupa diri untuk berlaku bijaksana.
Di usia ini seseorang ingin mendapatkan perhatian lebih dari lingkungannya sehingga ia pun mencuri perhatian dengan caranya tersendiri. Selain itu, faktor menstruasi mampu membolak-balikkan emosinya sehingga ia terkesan lebih temperamental.
Emosi saat menstruasi memang tak hanya dirasakan oleh mereka yang berumur 17 tahun, namun jika seseorang yang umurnya di atas 17 tahun.
Tentunya ia lebih mampu mengendalikan emosi karena ini bukan kali pertama atau kedua, atau juga ketiga ia merasakan mestruasi, tetapi ia lebih terbiasa dalam menyikapinya.
Mereka tentunya ingin lebih menarik perhatian lawan jenis dengan menampilkan perilaku-perilaku yang elok dipandang atau tak sedikit yang dibuat-buat karena memang usia ini seolah gudangnya rasa penasaran untuk mencoba hal-hal baru.

Cerita dewasa 17 tahun tak sekadar menangis dan tertawa, teapi mengajari pula ketangguhan dalam mengarungi petualangan hidup yang terkadang membahayakan.
Dalam hidup, manusia memang selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan. Jika berlaku baik, maka kebahagian hakiki pun tengah menantinya. Namun jika berlaku sebaliknya, ia hanya merasakan kebahagiaan semu yang pada akhirnya akan diporak-porandakan penyesalan. Rangkailah cerita dewasa 17 tahun dengan cara bijaksana dan mengurai makna.

 

 

Aniaya Pembantu Berujung Sex

 Aku Dina, saat itu aku sedang berkelana di Bali, sebabnya adalah karena aku bertengkar dengan ayahku (ibuku sudah meninggal). Ayahku mengatakan bahwa aku tidak produktif, karena tiap ari kerjaku hanya menghambur2kan uangnya saja dengan belanja sana sini. Memang aku ini maniak blanja, laper mata sehingga melihat apa saja yang bagus kubeli, padahal aku gak butuh2 amat. Kebetulan kondisi keuangan ayahku mendukung kebiasaan maniakku itu.
Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung SeksAya sering menegurku karena kebiasaanku yang tidak produktif itu. Aku tersinggung, sehingga timbul keinginanku untuk hidup mandiri, dan lokasi yang kupilih adalah Bali, kata temenku disana banyaklah kerjaan kalo mau kerja apa saja. Begitulah, akhirnya aku terdampar di Bali, seorang diri, tanpa sodara dan teman. Mula2 bingung juga aku mo ngapain. aku settle di satu losmen yang mur mer, untuk menghemat pengeluaranku. Mencari makan juga di warung2 sederhana yang mur mer juga. Cukup sengsara hidupku diawal2nya karena aku sudah terbiasa dengan kehidupan yang serba kecukupan di rumah ayahku. Tetapi tekadku untuk mandiri, lepas dari ayahku kupelihara teguh,rasa sengsara, perlahan2 menjadi biasa karena aku berusaha keras untukmenikmatinya.

Segala macam usaha untuk mendapatkan uang walaupun sedikti aku lakukan, demikianlah aku kerja serabutan, apa saja kulakoni, kecuali yang satu itu, jual diri. Terus terang saja, waktu tinggal dengan ayahku, aku mempunyai banyak pacar, dan dengan pacar2ku itu aku sering sekali mereguk kenikmatan sex. Ini yang kadang menyiksaku, ampir gak tahan aku menahan diri untuk tidak ngesex dengan lelaki yang banyak seliweran disekitarku. Mereka suka dengan kecantikanku yang alami, warna kulitku yang putih, tubuhku proporsional, toketku gak besar tapi gak bisa dibilang tocil. Pinggulku agak besar, sehingga kalo lelaki melihat aku memakai celana ketat baik panjang maupun pendek, dari belakang pasti napsu melihat gerakan pinggulku yang seirama dengan langkahku. Pinggulku menggeyol indah kekiri kekanan.

Ada juga lelaki bule yang ngganteng banget, kaya aktor hollywood, yang terang2an ngajakin aq ngesex, malah dia menjanjikan segepok dolar amrik kalo aku bisa meladenin napsunya, tapi aku masih coba bertahan untuk tidak menerima tawaran yang sangat2 menggiurkan itu, dapet uang dan dapet kepuasan sex , palagi kan katanya kon tol bule tu gede panjang. kon tol pacar2ku ya standard ukuran orang kitalah, walaupun harus diakui aku mendapat kenikmatan juga dari kon tol2 standard itu.

Sampe satu siang, ketika aku berjalan didepan sebuah rumah makan, tiba2 ada sebuah sedan mewah yang memotong didepanku, sehingga aku terjatuh. Dari dalem mobil mewah itu keluar lelaki. Melihat wajahnya, rasa marah yang meluap2 karena aku diserempet sampe jatuh (kaya Cici Paramida aja ya) walaupun gak sampe lecet2, sirna seketika. Lelaki itu sangat tampan, bodinya sangat atletis. Dia segera menolongku bangkit sambil minta maaf dengan sangat.

Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung Seks
Cerita Seks Penganiayaan Cewek Sekolah SMA
Cerita Pemerkosaan Pembantu Oleh Majikan

"Wah mbak, maaf sekali ya, saya sedang terburu2, sehingga gak liat mbak lagi jalan. Ada yang luka mbak, ay0 saya antar ke rumah sakit".
"Gak kok mas, cuma kaget saja". Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.
"Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini". Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.
"Ya deh mas, atau saya manggil apa enaknya". "Saya ... (dia menyebutkan namanya), mo manggil mas bole, manggil nama juga bole kok.
"Aku panggil mas aja deh ya, kayanya mas jauh lebi tua dari aku. Aku Dina, mas". Aku digandengnya masuk restoran yang terletak dipinggir pantai. Kelihatannya dia sudah menjadi pelanggan resto ini, kelihatan dari banyaknya waiter yang eknal dia.

Dia milih tempat menghadap kelaut. "MO makan apa mbak?"
"Jangan panggil mbak ah, Dina aja".
"Ya deh, Dina mo makan apa".
"Aku ikutan mas aja deh, mas kan yang tau menu yang enak2 dari restoran ini".
"Doyan seafood kan?"
"Doyan mas, aku apa juga aku makan, kecuali batu ma kayu ma beling".
"Bisa aja kamu, kok beling".
"Soalnya aku belon blajar ilmu kuda lumping". Tertawanya berderai mendengar guyonanku.
"Bener kan tadi gak apa2 kamu Din".
"Gak apa kok mas, aku cuma kaget".
"Sekarang masih kaget?"
"Masih mas".
"Lo kok masi kaget".
"Ya mas, kaget, kok ada ya lelaki didunia ini yang seganteng mas".
"Bisa aja kamu".

Demikianlah selama makan, kami bercanda2. Setelah makan selesai, dia bertanya lagi.
"Kamu ke bali dalam rangka apa Din?". aku menceritakan kondisiku dengan ringkas.
"O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?"
"Jadi apa mas".
"Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah".
"Jadi pembantu gitu?"
"O enggaklah, masak prempuan secantik dan seseksi kamu dijadiin pembantu. Kaya kepala house keeping gitu, mau gak, bole tinggal dirumahku kok, gratis, makan minum juga gratis".
"Tapi gak dapet gaji?"
"Ya dapet lah, mau ya. butuhnya urgetnt neh, kalo gak kasian asistenku yang sekarang ini, dia dah bantu aku di pekerjaan, masih juga ketiban kerjaan ngurus rumahku".
"Iya deh, buat mas yang ganteng apa si yang enggak?"
"Oke kalo gitu mulai hari ini ya, abis makan kita ambil barang2 kamu dari losmen, dan kerumahku. Aku akan kasi kamu .... sebulan (dia menyebutkan satu angka yang besar)"
"Mau mas".

Demikianlah aku pindah dari losmen murahan kerumahnya yang lebih besar lagi dari rumah ayahku. Aku diperkenalkan kepada sejumlah pembantu, ada yang urusan membersihkan rumah, cuci mencuci, masak memasak dan membersihkan dan merawat kebunnya yang luas, disamping ada seorang driver. Mereka semua hormat padaku, karen aku diperkenalkan sebagai kepala house keeping. Aku diajak ke satu kamar, besarnya seperti kamarku dirumah ayahku, ada soundsystem dan tv besar, pake ac pula (dilosmen aku bermandi kringet tiap malem karena so pasti murah ya tanpa fasilitas apa2, termasuk ac).

"Wah mas, enak banget ya kerja ma mas". "Ya udah, kamu sosialisasi ma para pembantu, aku mesti pergi ke kantor ya". Aku ditinggal bersama sejumlah pembantu, aku mencoba akrab dengan mereka semua dengan bersikap merendah. "Ibu bapak, aku cuma kebetulan disuru jadi kepala house keeping, tapi aku tu pasti kala pengalaman ma ibu bapak, jadi kerjaan kita kroyok rame2 ya, aku bersedia kok melakukan kerjaan ibu bapak juga". Mereka senang karena aku gak sok2an, mentang2 ditunjuk jadi kepala, sebentar saja aku dah bisa berakrab2 dengan mereka semua, ngatur kerjaan dengan mereka semua. Cuma mereka sungkan kalo aku mbantu melakukannya. Ya udah akhirnya ya kalo mereka sibuk banget aku bantu, kalo enggak ya aku santai saja.

Di halaman belakang rumah ada kolam renang yang lumayan luas, kerjaan pak bon yang membersihkan kolam yang jarang sekali dipake seminggu sekali. Aku dengan segala senang hati mbantu pak bon yang dah berumur itu membersihkan kotoran yang nempel didinding kolam. Denag pak sopir, aku juga bisa berakrab2, palagi pak sopirlah yang mengantarkan aku membeli semua keperluan rumah tangga, dan diriku sendiri, dengan catatan si mas gak make mobilnya. Kadang karena tau aku perlu banget pergi, si mas rela nyetir sendiri kekantornya supaya pak sopir bisa nganterian aku kesana kemari dengan mobil satunya lagi, gak semewah mobil si mas yang pasti, tapi cukuplah untuk beli2 ini itu. Maklumlah si mas itu pengusaha yang sukses dalam bisnis mobil mewah import build up.

Demikianlah aku menjalani hari2ku dengan segala senang hati, kerjaan gak berat2 amat, uang berlimpah karena semua kebutuhan hidupku dipenuhi si mas, malah kadang si mas membelikan aku pakaian kalo aku harus ikut bantu di kantor. Kadang ada event besar dimana aku juga harus turut bantu asisten yang satunya lagi. yaman sekali kan.

Sampe suatu malem, si mas ngetok kamarku. "Napa mas?" "Aku lagi bete Din, temenin aku keluar yuk". Tumben dia ngajak aku keluar, biasanya aku liat di kantor, banyak prempuan2 muda yang cantik2 yang seliweran disekitarnya. "Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina". "Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basabasi dan kaya pake topeng". "rus koq mas ngajak aku". "sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang ati". "Laiyalah mas, mana ada kerjaan yang lebi asik dari mbantu mas ngurus rumah besar ini, santai, trus mas ngasi duwitnya besar lagi, utuh lagi, karena semua kebutuhanku mas penuhi.

Makanya buru2 cari permaisuri dong mas, jadi mas gak sepi dirumah besar ini". "ada kamu koq yang bisa bikin aku tentram, ngobrol ma kamu kayanya ngobrol ma orang yang dah lama aku kenal, padahal kamu baru 3 bulan ya dirumahku". Aku dibawanya ke dermaga dipinggir laut, sambil berjalan2 menikmati angin laut yang cukup kencang, kami ngobrol saja sambil berjalan menyusuri dermaga yang menjorok kelaut. Sampe diujung, kamu duduk ditangga yang turun ke bebatuan ditengah laut, angin cukup kencang menyapu ombak, sehingga ketika ombaknya memecah di bebatuan, airnya memercik tinggi sekali, demek deh pakean kami. "Mas dingin ni lama2 disini, bisa basah semua bajuku".

Aku saat itu memakai jins ketat dan tanktop ketat sehingga lekakliku bodiku keliahatn dengan jales. aku kadang melihat juga sebersit kesan napsu di pandangan mata si mas. Biar aja, lelaki normal pasti juga gitu kalo ngeliat aku. "Ya udah, balik yuk, kita cari miuman anget aja ya, dipntai kayanya ada deh warung kopi atau semacam itu. Kembalinya dia menggandenga tanganku, karena dia sering menggandeng tanganku kalo sedang berjalan berdua aku, aku diem saja. Sesampai dipantai, kami mampir di warung kopi itu. Ramai juga suasana. ada beberapa prempuan muda yang menyapa si mas, tapi begitu melihat ada aku, mreka gak jadi mendekat. "Mas, terkenal ya, banyak temennya". "Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku".

Pulang kerumah, dia bilang, "Din aku mo brenang, mo ikutan gak?" "Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin". "Justru kalo malem gini brenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya". "aku gak punya pakean renang, mas". "aku punya bikini, kamu mo pake?" "Siapa punya mas, cewek2 mas ya". "Ah enggak, aku perna beli buat ole2 tapi akhirnya gak jadi aku kasi, buat kamu ja ya". Dia masuk kekamarnya dan keluar membawa bikini itu. 'Seksi amat mas bikininya", kataku karena bikininya minim sekali. "Prempuan seksi kudu pake pakean seksi dong". Karena saat itu dah malem, para pembantu dah istirahat. "Tu ganti ja dikamar bilas", katanya menujuk ke satu bangunan pondokan yang merupakan kamar bilas. Aku masuk kesana, membuka pakeanku dan mengenakan bikini minim itu. Ketika aku keluar si mas dah nunggu aku didipan memakai celana gombrong. "Wah seksi kamu Din". Karena minim makanya sebagain besar bodiku terpampang dengan jelas.

Toketku gak tertutup bra semuanya sehingga belahannya kelihatan dengan jelas. Palagi jembutku yang lebat, ngintip dari belahan kaki cd nya. Kupikir ya biarlah dia menikmati tubuhku, cuma ngeliat ja gak apa, pikirku. Kami berenang mondar mandir beberapa kali. "Din, kamu napsuin deh", bisiknya ketika kami istirahat dipinggir kolam. Wah signal2 gak beres neh, pikirku. tapi aku diem aja, "udahan yuk mas, dingin lama2". "aku mau koq ngangetin kamu", katanya sambil memelukku dan mencium bibirku. "Din, dah lama aku suka ma kamu, terangsang ma bodi kamu. kamu ma ya Din ngeladenin aku malem ini". Ciumannya asik, kumisnya menggesek bibirku, palagi selama dia mengulum bibirku, tangannya asik memerah toketku dari luar braku. bendunganku bobol juga, sekian lama aku menahan napsuku untuk gak mikirin sex akhirnya gak ketahanan juga. aku diem saja ketika dia menggandengku masuk ke kamarnya. Pakean luar ku dan dia punya cuma kutenteng masuk kekamarnya.

Dikamar, kembali dia memeluk aku dan mencium bibirku, lembut dan lama. Aku agresif sekali menyambut ciumannya, maklum deh aku dah nahan napsuku lama sekali, sekarang ada yang kasi kesempatan, aku gak bisa nahan diri lebih lama lagi. Dia terus mencium bibirku dan mulai dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga. "Din, aku suka sama badanmu yang montok", katanya sambil menciumi leherku. Aku diam saja, cuma mengusap2 pinggungnya. tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku. Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian, "Geli mas ". Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya.

Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya. "mas diisep pentilnya dong, nanti Dina isep kon tol mas juga", aku mendesah2. Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah me mekku. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku. "Diisep dong mas ", rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku. "Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh", erangku.

Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 it ilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. kon tolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. "kon tol mas besar dan panjang ya mas , keras banget lagi", kataku sambil menciumi kon tolnya dan kukenyot kepalanya. Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolnya kujilati. "Enak Din terusin dong emutannya", katanya. CDku langsung dilepasnya, "Ni jembut lebat banget", katanya sambil mengelus2 jembutku yang tambah basah karena lendir me mekku.

Aku dibaringkan diranjang dan kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. Dia mulai menjilati me mekku. "Enak mas , terus", erangku keenakan. Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh it ilku. kon tolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana it ilku dikenyot2nya, "mas , aku nyampe mas , aakh". kon tolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku. "Din, aku mau ngecret juga Din", katanya terengah. Segera kepala kon tolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kon tolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku.

Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. kon tolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik, "Din nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan me mekku lebih nikmat lagi ya", katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum di entot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. kon tolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kon tolnya lagi, langsung saja kon tolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Segera kon tol besarnya nancep dime mekku, terasa sekali me mekku melebar untuk menampung kon tolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di me mekku, "Enak mas , ssh". Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolnya bisa nancep dalem di me mekku, diapun mengenjotkan kon tolnya juga sehingga terasalah gesekan kon tolnya dime mekku. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kon tolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kon tolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya. "Akh mas , nikmat banget mas . kon tol mas nancepnya dalem banget mas. Sesek me mek aku rasanya, gesekan kon tol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , aku udah mau nyampe lagi", erangku. "Cepet banget Din", katanya. "Abis nikmat banget sih mas kon tolnya, jadi aku gak bisa nahan lagi", erangku.

Dia makin cepat mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat, "Akh mas , aku nyampe lagi, aku lemes mas ", erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia mencabut kon tolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi. Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kon tolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, "Din, aku ngecret lagi Din". Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kon tolnya.

Kami balik keranjang dan berpelukan, gak lama kami tertidur, penuh rasa kenikmatan terutama buat aku. Subuh aku terbangun, segera aku memakai pakeanku dan kleuar kamarnya, kalo maen lagi bisa keterusan tidurnya, nanti jadi bahan gosip orang serumah lagi. "Mas lanjutin nanti malem lagi ja ya, biar gak ada yang tau", kataku sambil meninggalkan kamarnya. Belum ada yang bangun sehingga aku mengendap2 menuju kamarku. Dikamarku, aku melepas semua yang kukenakan, berbaring dan meraba2 seluruh badanku, masih terasa bagimana besarnya kon tolnya menyesaki me mekku. Napsuku timbul lagi, aku menahannya, nanti malem kan bakalan ada ronde berikutnya. Hari itu berlalu dengan sangat lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan miting di hotel sore sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa muas2in maen ampe pagi. Aku mah hayu ja. Menjelang sore, dia pulang kerumah, dia kasi instruksi ma para pembantu bahwa dia akan miting sore sampe jauh malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku bantu juga jadi asisten di pekerjaannya.

Para pembantu mah iya aja, namanya juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mo pergi miting. Menjelang magrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini kebetulan pak sopir ada keprluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuru pak sopir off. Bilangnya si pak sopir yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan, dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua. Hari dah larut malam. "Mas, ngapain pesen yang paling mahal, kan cuma buat ngen tot kan". "Bener si cuma buat ngen tot, tapi aku mau ngen totnya kita ini berkesan buat kamu, juga nuat aku", jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut. "aku beli bikini laen, kamu pake deh". "Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya". "Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan". Dia tersenyum.

Aku segera masuk ke kekamar mandi, membuka semua pakeanku dan mengenakan bikini itu. sama minimhya dengan yang semalem, sehingga ampir semua bagian tubuhku terekspose dengan indahnya. Dia membelalak meliat bodiku yang seksi itu, segera aku dipeluknya dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kon tolnya sudah ngaceng menekan ke perutku. Dia terus saja meremas2 toketku, ikatan braku diuraikannya sehingga terlepas. Baru kupakai gak sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he. pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah me mekku. CD bikiniku sudah basah. "Din kamu sudah siap dien tot ya, udah basah begini", katanya sambil melepas ikatan CDku. Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria.

Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik me mekku dan akhirnya it ilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses me mek dan it ilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek it ilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot, "Ayo dong mas , aku dien tot, udah pengen banget kemasukan kon tol mas lagi", rengekku. Dia kemudian menelungkup diatasku, kon tolnya diarahkan ke me mekku dan mulai nancep kepalanya di me mekku, "Akh, enak mas , masukin semuanya mas ", lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolnya nancep semuanya di me mekku, "Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , me mekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol mas ". Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya, "Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong", rengekku terus.

Setengah permainan dia mencabut kon tolnya dari me mekku, "kenapa dicabut mas , belum nyampe", protesku. "Variasi dong", jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kon tolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolnya di toketku. Ketika dia memajukan kon tolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. "Enak Din", erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi, "Kamu sekarang diatas ya Din", katanya sambil berbaring. Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kon tolnya yang ngaceng tegak di me mekku.

Aku menurunkan me mekku pelan2 dan bles, kon tol besarnya mulai ambles di me mekku, "Akh, enak banget mas ", lenguhku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnyapun makin cepat terkocok2 didalem me mekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, "Enak Din, terus yang cepet". Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku. Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kon tolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kon tolnya. Kocokanku makin kencang, "mas , aku sudah mau nyampe nih", kataku terengah. DIa meraba it ilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe, "Akh, mas , aku nyampe, akh nikmatnya", lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.

Aku mengeluarkan kon tolnya dari me mekku, masih perkasa kon tolnya. Kemudian kon tolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dalam mulutku. "Din, kamu lihai dalam urusan ranjang nih, latihan sama siapa?" tanyanya. Aku tak menjawab, kon tolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat. "Akh enak banget Din" erangnya. Cukup lama aku mengemut kon tolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. kontolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kon tolnya lagi kedalam me mekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, "Akh, enak banget mas ", erangku. Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk me mekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku. "mas sakit", protesku.

Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya. "Enak mas , terus enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas ", erangku. "Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2", katanya sambil terus mengenjot me mekku. Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi, "mas , aku nyampe mas , akh", aku tersungkur diranjang karena lemes, kon tolnya tercabut dari me mekku, masih keras dan berlumuran lendirku. Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kon tolnya dimasukkan lagi ke me mekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. "mas , kuat amat sih ngen totnya, aku udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe", lenguhku.

Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk. Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya "Din aku ngecret", dan terasa semburan pejunya dime mekku. Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya. "mas , nikmat banget ngen tot dengan mas , istirahat dulu ya mas , aku udah lemes banget", dia mencabut kon tolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.

Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku, "udah pagi ya mas ", kataku setengah ngantuk. "Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din", jawabnya. Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngen totin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. kon tolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok me mekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kon tolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses me mekku. me mekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati it ilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di me mekku, "mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat aku", kataku sambil mengocok2 kon tolnya. "mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas ", pintaku. Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kon tolnya ditancapkan lagi ke me mekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolnya sudah nancap kemabli di me mekku, enjotannya tambah cepat dan keras, "Enak banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan, "mas , aku nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok me mekku, sebentar saja aku sudah nyampe", lenguhku.

Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot me mekku dengan kon tolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi, "mas aku nyampe lagi mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku sampe akhirnya "Din, aku ngecret", dia menancapkan kon tolnya dalem2 di me mekku dan terasa semburan pejunya di me mekku. "Nikmat banget ngen totin kamu Din, me mek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu", katanya. Kemudian dia mencabut kon tolnya dari me mekku dan berbaring disebelahku. "Din, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi", katanya. Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku melakukan altivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dien tot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjeputku lagi dirumah, kembali dia kasi instruksi kalo aq mesti menghadiri penutupan miting yang kemaren. Pinter anget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah ho oh ja kalo bis bos yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren, selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda2. Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt. Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. "Mau mandi yang?' tanyanya sambil memelukku. Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras. Tangannya segera saja mengiliki2 it ilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin. "mas , kok napsu banget sih sama aku", tanyaku. "Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih", jawabnya. "Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol mas ", jawabku.

Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. kon tolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek me mekku dari atas ke bawah. it ilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, "mas , enak banget mas , terus mas ", erangku. Dia terus menjilati it ilku sampe aku nyampe. "Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku", kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.

Kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kon tolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kon tolnya pelan dimulutku seperti sedang ngen totin mulutku.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kon tolnya di me mekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolnya udah nancep semua di me mekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnya terkocok oleh me mekku dengan cepat juga, "Akh nikmat banget Din" erangnya. Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kon tolnya dikeluarkan dari me mekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kon tolnya ditancapkan ke me mekku dari belakang. "Bles, kon tolnya langsung saja nancep semuanya ke me mekku, "Akh, nikmatnya,", kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot me mekku dengan cepat dan keras.

Terasa sekali kon tolnya menggesek me mekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolnya nancep dalem sekali di me mekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, "akh mas , aku nyampe, mas " , kenikmatanku meledak juga akhirnya. DIa terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret "Din, aku ngecret, nikmat banget rasanya Din", terasa kembali pejunya membanjiri me mekku. "mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya", kataku sambil tersenyum. "Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya", jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ngelakuin apa2, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja yang disediakannya. "Mas, gak pulang kita, ntar timbul pertanyaan?'. "Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang". "Bisa aja mas cari alesan". Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang. Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kon tolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2. "Aku isep ya mas", kataku sambil mengubah posisi mendekati kon tolnya. Kepala kon tolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kon tolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku. "Enak Din", erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya.

Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, it ilku menjadi sasaran berikutnya. "Akh mas , enak", erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, "Geli mas , nakal ih pagi2", kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, me mek dan it ilku. Jilatannya segera menyerbu it ilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati it ilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. "buat apa mas , kan kon tol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget", tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati it ilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati it ilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, it ilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. "Akh mas , aku udah pengen dien tot, mas . Masukin dong kon tolnya mas ", erangku.

Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Dia menggosok2kan kepala kon tolnya di me mekku yang sudah basah banget, "Ayo dong mas , tancepin aja semuanya", erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kon tolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kon tolnya ke me mekku. Dia menekan kon tolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolnya jadi lebih mudah nancep. "Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok", kataku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kon tol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkon tolnya ditancepkan semuanya ke me mekku, "akh enak banget mas ", erangku. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat, "enak mas , terus mas , yang cepet, aku udah mau nyampe mas ", erangku terengah2.

Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kon tolnya, setiap enjotannya lengsung menancapkan kon tolnya dalam2 di me mekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya, "mas , aku nyampe, akh, ssh, enak banget mas ", jeritku keenakan. Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kon tolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku. "Din ganti posisi yuk", katanya sambil mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kon tolnya dime mekku. Sekali sodok, kon tolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot me mekku. kon tolnya bergerak keluar masuk me mekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya. "Akh mas , enak banget, enjotan kon tol mas terasa banget keluar masuk memek Dina, terus mas , ssh", erangku. Dia mempercepat enjotan kon tolnya, "Din, aku udah mau ngecret Din", katanya. "iya mas , aku udah mau nyampe lagi, barengan ya mas ", jawabku. Tiba2 dia menjenjotkan kon tolnya dalem2 dengan keras, "Din, aku ngecret, akh, ssh", erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi, "mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ," jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. kon tolnya tercabut dari me mekku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. "mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri", kataku. Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian me mekku kusiram dengan shower, dingin rasanya. Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan.

Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kon tolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kon tolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kon tolnya sudah keras lagi. "Hebat mas , udah ngaceng lagi", kataku sambil terus mengocok kon tolnya. "Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku", katanya. "Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari me mek ku keiisi kon tol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja", kataku sambil kembali mengemut kon tolnya. "Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau". Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69. Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kon tolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati me mekku sampe ke pantatku, itilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kon tolnya, kon tolnya segera saja ambles dime mekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil engejangkan me mekku meremas kon tolnya.

Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan, "Enak Din, empotan me mek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din", katanya. Setiap enjotan kebawah membuat kon tolnya nancep semua di me mekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir me mekku turut terarik keluar karena cengkeraman me mekku di kon tolnya. Enjotanku makin lama makin cepat, 'akh mas enak mas , aku udah mau nyampe lagi", erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, "Akh mas , aku nyampee mas , ssh", akupun mabruk didadanya.
Cerita Dewasa Penganiayaan Pembantu Berujung Seks
Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kon tolnya yang masih keras tetap nancep di me mekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, "Din, aku ngecret Din", erangnya sambil menancapkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku. Terasa semburan pejunya di me meku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event yang sangat nikmat. Aku dien tot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah.
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright 2013 Catatan cerita: Cerita DewasaTemplate by Bamz Templates|suport by Wibialwis Blog |Support Googel