Zhang Da dan Ayahnya

Zhang da Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit. Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya:
“Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu..?
Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah..?
Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu..!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa.
MC pun berkata lagi kepadanya,
“Sebut saja, mereka bisa membantumu”.
Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,
“Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah..!”
Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya..?
Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit..? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya.
Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.
Zhang Da boleh dibilang langka, karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.

Bercinta Pada Pandangan Pertama

Namaku Joe (udah pada kenal kan?), ini adalah cerita yang terjadi tahun lalu.
 
Kriiiiiiiiing....
Telpon di ruanganan ku berdering. Dengan malas ku angkat telpon tersebut. Ternyata dari kantor pusat memberitahu bahwa besok ada meeting dengan direksi. Mau tak mau Aku harus datang. Hari itu awal bulan mei tahun lalu. Hari itu kondisiku memang sedikit sakit. Tak mungkin ku mengendarai motor keluar kota dengan kondisi seperti ini.

Malam itu kerjaanku cukup banyak, karna harus membuat laporan bulanan dan berbagai macam laporan lainnya. Pagi hari sekitar pukul 04:00 WIB, aku sudah berada di bus antar provinsi. Biasanya jam segini aku masih terlelap dalam buaian mimpi. Tapi tidak untuk pagi ini, dengan segala macam penat yg menyelimuti ku paksakan kaki untuk beramgkat.

singkat cerita :

Meeting kali ini berjalan cukup lancar, bahkan terlalu lancar sampai selesai sekitar pukul 18:00 WIB.

Pulang dari kantor, Aku menunggu bus di sebuah halte. Tak ada yg menarik dsini, yg ada hanyalah setumpuk buruh pabrik menebarkan aroma kelelahan setelah seharian bekerja. Sampai sekitar 15 menit aku menunggu. Sebuah honda jazz merah berhenti dan menurunkan seorang anak perempuan. Umurnya mungkin sekitar 5 tahun dibawahku, sebagai catatan umurku saat itu adalah 22 tahun.

Tak ada yg istimewa dari perempuan itu selain, parasnya yg sangat cantik, kulitnya yg putih tanpa cacat, dan sebuah tonjolan menarik lainnya (tebak sendiri ya).

Tak lama berselang bus yg ku tunggu datang, segera ku buru masuk tanpa menghiraukan perempuan itu lagi. Saat itu keadaan di dalam cukup padat. Hanya ada 3 bangku kosong. Itu pun tempatnya di ruang rokok. “Tak apalah, toh sama2 duduk, sama2 dingin” pikirku.

Tak disangka tak di duga perempuan tadi ikut naik dengan bus yg sama denganku. Bagai punduk merindukan bulan, ah salah..pucuk di cinta ulan pun tiba. Perempuan itu duduk tepat disebelahku. Terlihat dengan jelas di depan mataku parasnya yg seperti bidadari itu, apalagi itu nya itu lho…(WAW)

Aroma tubuhnya menambah gejolak jantungku menjadi tak menentu.. Kadang kenceng, kadang pelan, kadang berenti 2 menit nunggu penumpang..( nah Lho..itu jantung apa kopaja )

Dari mata turun ke hati naik lagi ke orak tapi berenti di ujung lidah, tak ada keberanian yg memadai untuk sekedar bilang “hay”.

Setengah jam aku disini tanpa suara. Hanya bisa pandangi bibir tipisnya yg menarik (lagunya iwan fals donk). Tanpa terasa aku sudah memasuki daerah kebon nanas. Sekitar separuh pemumpang bus itu turun (ada yg turun kaki nya aja…ada juga yg turun badanya aja. Nama nya juga separuh ).

Penumpang yg ada di ruangan itu pun mulai pindah ke depan. Tapi kenapa perempuan itu gak ikutan pindah ya.?
“Koq gak pindah ke didepan dek..? Dsini kan banyak asap rokok” kataku memulai pembicaraan

“Hah..eh apa..?” Dia seperti tak mendengarku secara penuh. Wajar, karna kami dari tadi hanya diam. Setelah ku ulangi pertanyaanku baru dia menjawab.
“Disini aja deh, udah PW” suaranya bagai belati yg menghentikan aliran darahku. Tak ada suara lagi yg keluar dari mulutku, masih terngiang dengan jelas alunan suaranya yg lembut.

“Emang mau kemana dek.?” Tanyaku mencoba sedikit ramah.

“Mau ke Bandung bang” jawabnya

“Waah…kita satu tujuan donk” kataku senang.

“Lah…inikan memang bus jurusan bandung” potongnya..mampus lu. Makanya jangan senang dulu. Gak lucu kali naik bus jurusan bandung tapi bilang mau ke palembang.

“Eh..iya ya” kataku seperti kerbau bodoh.

“ke bandung kuliah apa kerja dek.?” Tanyaku.

“kuliah bang” jawabnya singkat. Mahasiswi rupanya..waah cocok dah.
Mendengar jawabannya yang singkat-singkat, aku menjadi sedikit riskan untuk bertanya lebih jauh takut dibilang banyak tanya lu. Tapi bukan joe namanya kalau gak nekat “Jangan panggil.bang donk..koq rasanya tua banget.panggil aja joe..itu namaku, klo’ boleh tau nama adik siapa ya.?” Mulai deh jiwa playboy ku beraksi.

“Nama saya ririn bang eh joe” jawabnya seperti memaksakan ketika menyebut namaku…namanya ririn, rintangan dapetin dia..harus beli honda jazz dulu kali ya..hehehe

Mulai lah percakapan yg tak tau pangkal dan ujungnya itu di mulia. Dari bahas kuliah, pekerjaan, cuaca malam itu, ampe bahas AC bus yg..beuuh dingin bangeetz.

“Ini dek pake aja sweeter abang klo’ kedinginan” kataku seraya melepas sweeter yg ku pakai, sebenernya dingim juga sih klo’ gak pake sweeter..tapi ya namanya juga PDKT.

“Gak usah..makasih bang” jawabnya. Gak usah apaan…tu sweeter di ambil juga.

“dek liat bulan deh di luar itu” kataku sambil menunjuk bulan yg ada di balik jendela.

“Iya bang..emangnya kenapa bang” jawabnya tak mengerti klo’ macan disebelahnya mau ngegombal.

“Bulan itu dari pertama abang bisa liat ampe sekarang gitu2 aja ya.. tapi kenapa ya klo’ abang liat adik rasanya seperti lagi meluk bulan gitu deh” rayuan gaya tahun 70an tuuh.

“Ah..abang ini bisa aja” jawabnya tersikut, eh tersipu maksudnya.
Perasaan tadi ku bilang gak usah panggil abang, tapi kenapa masih abang2 juga..?? Apa nama gua jelek kali ya..?? Joe..!! (Senyum bebek)
“Bang emang gak dingin ya sweeternya adik pake’..?”
“Gak koq dek..kan adadek yg menghangatkam hati abang” gubraaak ni sopir klo’ denger langsung ngerem mendadak kali ya..

“adek percaya gak ama CINTA pada pandangan pertama..?” Pancingku.

“Eeh..percaya gak percaya sih bang…klo’ abang..?”

“Abang sih gak percaya dek” jawabku mantap

“lho..kenapa bang” dari raut mukanya terlihat sedikit kecewa. Sebenarnya memang ekspresi seperti inilah yang aku inginkan.

“Menurut abang CINTA tu datangnya pada pandangan ke dua…tapi berlanjut terus sampe mati..karna abang tadi ngeliatdek yg pertama ke alangan ketek orang yg disebelah abang” jawabku dengan raut muka serius.

“Aah..abang bisa aja” katanya sedikit manja.

Lalu tiba2 dia nyubit gua..gua cubit balik. Dia nyikut gua..gua sikut balik rada keras. Dia jitak gua pake sepatu..gua jitak pake palu safty…terjadilah pertarungan yg sangat seru…!!!
Lho..ini kenapa ceritanya jadi ngaco gini..abaikan pertarungan di atas.

“dik..menurut kamu abang ni kayak mana ya orangnya..?” Ku bertanya dengan raut muka se-unyu mungkin

“Gokil…truz pinter gombal lagi” jawabnya dengan sebuah senyuman lebar.

“Gombal…?? Kapan abang ngegombal..?? Itu mah bukan gombaldek..semua kata yg tercipta begitu saja seperti CINTA yg mengalir dari mata turun ke hati..tanpadek kata2 itu gak bakal pernah muncul” Ini udah hampir masuk babak terakhir gombalan yang ku punya.

“Eh..maksudnya bang.?” Dia seperti kaget.

Lalu ku lanjutkan dengan kata terakhir gombalan ini “jika kerajaan malam punya permaisuri bernama rembulan…dik ririn mau gak jadi permaisuri di kerajaan hati abang..?”

Diam....???

Ya hanya diam.

Tak ada satu patah kata pun yg keluar dari mulutnya…udah kepalang tanggung.

Ku genggam jemarinya dan kupandangi ke dua bola matanya. Tetap tak ada sepatah katapun yg keluar dari bibir manis itu. Jika memang dalam hitungam ke sembilan tak ada sePatah katapun yg keluar..Gua patahin juga leher lu bocah.

1…2… aku mulai menghitung (dalam hati)
8…8,5…8,75…sembi (setelah hampir hitungan ke 9 dia masih terdiam)

Sebuah kecupan hangat ku berikan pada bibirnya yg memang sangat manis itu.

Tak ada respon...???

Dia tak membalas ciumanku..juga tak menolaknya. “I Love You” ku bisikan sebuah kata penuh arti perlahan tapi pasti di telinganya. Lalu…sebuah kecupan hangat ku berikan ke bibirnya lagi, kami melakukannya sampai sekitar 15 menitan. Setelah itu kami kembali masuk dalam kebisuan.

Bus berhenti di sebuah terminal…tanpa kami sadar, kami telah sampai di kota tujuan. Setelah bertukar nomer hp dan pin bb. Kami berpisah di terminal itu.

"Sayang sekali, seminggu lagi aku harus meninggalkan kota ini” kutukku dalam batin. Kenangan itu tinggallah kenangan, mungkin ada kalanya juga harus dibuang. Seperti Bunga Layu di pot meja kerjaku.

Hal Yang Membuat Wanita Ingin Bercinta

Ternyata ada beberapa hal yang dapat memancing hasrat wanita untuk bercinta. Ini info yang sangat bagus. Bercinta akan membuat hubungan rumah tangga menjadi lebih harmonis, oleh karena itu, para suami perlu tau tentang hal yang bisa membuat hasrat wanita ingin bercinta.
 
Hal atau kondisi yang Membuat Wanita Ingin Bercinta antara lain :

Pasca Adu Argumen
Adu argumen dengan pasangan akan membuat emosi seorang perempuan kacau. Kadang adu argumen itu berakhir dengan sebuah tangisan. Saat itu dinginkan kepala Anda, akhiri argumen dengan sebuah pernyataan maaf, lalu usap air matanya. Beri pasangan Anda sebuah kecupan lembut. Dan Anda berdua akan berakhir di tempat tidur.

Perasaan Senang
Sama halnya seperti kemarahan dan kesedihan, perasaan senang juga akan menimbulkan mood bercinta perempuan. Liburan romantis atau kejutan manis akan membuat pasangan Anda senang. Kegiatan bercinta Anda pun akan menjadi seru.
Stres
Stres juga adalah satu kondisi yang bisa membuat perempuan berhasrat seks. Seks bisa membuat mereka lebih tenang, dan membuat syaraf lebih santai. Tak heran banyak perempuan yang menginginkan seks saat sedang stres.
Cemburu
Cemburu membuat emosi perempuan naik. Selain itu, cemburu juga menimbulkan rasa tidak aman (insecure) pada perempuan. Untuk menunjukkan eksistensinya, perempuan akan menunjukkan 'servis' terbaik mereka di tempat tidur pada para pasangan. Sehingga para pria sadar begitu berharga pasangannya.

Masa Ovulasi
Setiap masa ovulasi, hasrat seks perempuan memang meningkat. Hal ini berhubungan dengan situasi hormonal yang dialami perempuan.
Pesta
Sebuah pesta juga bisa meningkatkan gairah perempuan. Mood yang terbentuk saat pesta, serta minuman beralkohol pada kadar yang pas membuat perempuan ingin bercinta.

Film Dewasa
Tak hanya pria, perempuan pun ternyata bisa naik libidonya saat menonton film dewasa. Tak salah rasanya bila sesekali Anda dan pasangan menonton film itu bersama, untuk menaikkan mood bercinta.

Hubungan Jarak Jauh
Mempunyai hubungan jarak jauh membuat perempuan menimbun hasratnya. Saat ia bertemu dengan pasangannya, maka hasratnya tak lagi bisa ditahan.
Berkarya
Perempuan sangat suka melakukan hal-hal yang melatih kreativitasnya, misalnya memasak, melukis dan sebagainya. Saat melakukan kegiatan itu, mood mereka menjadi senang. Jika Anda 'menggoda' mereka saat tengah berkarya, biasanya hasrat seks mereka cepat naik. Jadi tak ada salahnya 'mengganggu' pasangan saat mereka tengah sibuk berkarya.

Arti Sebuah Pernikahan

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab. Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanyabertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu". 

Cincin Bukan Jaminan Kesetiaan

Pak Didi seorang Marinir yang bertugas di Medan mengisahkan kisah mengharukan ini. Peristiwa yang tidak dapat dilupakannya. Dia bersama isterinya  kost di rumah seorang warga Tapanuli di Sunggal-Medan, pak Maruli namanya(nama samaran). Pak Maruli ini mempunyai seorang anak gadis yang cantik jelita, "Riani" dia menjadi primadona di dilingkungan perumahan tsb. Rambutnya seperti mayang terurai, penampilan pisiknya sangat ideal membuat banyak laki-laki berusaha mendekatinya. Dengan gaya masing-masing sang pemuda berusaha merebut hati gadis ini. Ada yang memakai mobil dengan model terbaru, pakaian dengan model Pierre Gardyn, memakai wangi-wangian yang aromanya aduhai....! Siapa sih orangtua yang tidak bangga memiliki putri cantik?

Diantara laki-laki tsb,ada seorang yang berpenampilan smart, elegant, ganteng dan meyakinkan. Namanya Warso(nama samaran) pria lain suku.

Dengan setia Warso selalu wakuncar setiap malam minggu kerumah Riani, sikapnya yang selalu melindunginya membuat Riani semakin mencintai laki-laki ini. Orangtuanya juga yakin bahwa pria ini sangat bijak menjaga putrinya. Hubungan mereka sudah berlangsung enam bulan. Riani yakin inilah pasangannya yang cocok baginya. Jadi kemanapun mereka pergi berdua, orangtuanya percaya saja. Suatu saat didaerah Brastagi yang sejuk, Warso membisikkan ketelinga Riani: "Aku  mencintaimu,dan ingin menikahimu segera"

Dia mengecup kening Riani sebagai tanda kasihnya. Hati Rianipun berbunga-bunga mendengar pernyataan Warso. Dia sungguh berbahagia malam itu. "Apa buktinya abang mencintaiku" tanya Riani. Dia ingin bukti keseriusannya. Tanpa diduga, Warso mengeluarkan dari dalam sakunya sebuah cincin dan menaruhnya kejari manis Riani. Kemudian dengan mesra mereka berpelukan. Warso membaringkan tubuh Riani ketempat tidur. Karena dikuasai nafsu yang tak terkendali,mereka berduapun tenggelam melakukan seperti suami-isteri.

Kemudian mereka kembali ke Medan,Warso mengantar Riani kerumahnya. Diteras rumah, orangtua Riani sedang membaca koran dengan santainya. Warso menyapa orangtua Riani dengan sopan:" Apa kabar pak?" Kami sudah pulang dari Brastagi, "Ini pak kami bawa oleh-oleh duren Brastagi" kata Warso sambil menyodorkan duren tsb. Merekapun mencicipi oleh-oleh yang dibawa Warso . "Uenaaak sekaaaliii" sahut pak Maruli menirukan logat Jawa.

Setelah puas makan duren,Warso pamit pulang. Dia diantar Riani hingga gerbang pagar. Sambil melambaikan tangan.."daaagh" kata mereka berdua. Riani tersenyum bahagia hari itu. "Dia pasti menjadi suamiku" katanya dalam hati.

Malam Minggu berikutnya, Riani berdandan, dia memakai gaun yang indah malam itu, siap-siap menyambut calon suami. Cantik tenan dia malam itu. Biasanya Warso datang paling lambat jam 19.00 wib. Rianipun berkali-kali melihat jam tangannya,tetapi sang kekasih belum datang juga.

Dia tunggu hingga jam 21.00 wib,belum muncul juga. Dia mulai gusar,lalu dia menelpon Warso kerumahnya. Dia "Sudah tidak disini mbak" kata pembantu, "kontrakannya sudah habis."

"Pindah kemana dia?" tanya Riani dengan suara agak keras.

"Saya nggak Tahu mbak" sahut pembantu.

Seperti disambar petir disiang bolong, diapun lari kekamar sambil merebahkan tubuhnya dan tertelungkup mendekap bantal guling. Dia menangis dengan sedihnya. Dia tidak menceritakan kepada orangtuanya bahwa kegadisannya sudah direnggut Warso.

Riani masih berharap Warso datang mengunjunginya dan mempertanggung jawabkan perbuatannya, tetapi tiga bulan ditunggu-tunggu sang pacar tidak muncul juga. Riani pun putus asa, dan merasa malu melihat orangtuanya dan lingkungannya. Dia merenung-renung peristiwa yang menyakitkan itu. Akhirnya dia mengambil suatu keputusan untuk meninggalkan orangtuanya. Keputusan yang merusak dirinya sendiri. Dia pergi ke suatu tempat di Tanjung Balai, suatu tempat prostitusi. Dia menjadi wanita "P" karena merasa tidak berguna lagi bagi  keluarga, merasa malu dan ternoda dgn perbuatannya sendiri.

Orangtuanya tidak mengetahui dia berada dimana, dan akhirnya pak Maruli minta tolong mencarikan sang putri kepada pak Didi(marinir) yang kost dirumahnya. Pak Didi ini seorang Kristen yang taat. Setiap hari Minggu, dia selalu ikut kebaktian di HKBP Sunggal. Karena sering bergaul dengan orang Batak ,diapun fasih berbahasa batak. Di Medan dia ditugaskan sebagai kepala salah satu pleton Angkatan Laut Republik Indonesia.

Sebagai seorang prajurit, diapun menyelusuri tempat-tempat prostitusi di Sumut dan sekitarnya. Dia mencari informasi ke tempat itu dengan menanyakan para germo atau wts yang ada dilokasi. Dia pura-pura menjadi laki-laki hidung belang. Dengan berbagai tehnik pencarian informasi, akhirnya dia berhasil menemukan Riani di Tanjungbalai. Perlu diketahui bahwa pak Didi tidak mengenal wajah Riani karena peristiwa ini terjadi sebelum pak Didi kost di rumah pak Maruli.

Pak Didi pun booking Riani dan mereka masuk kamar dan berbicara berduaan. Namanya bukan Riani lagi, tetapi sudah berganti dengan Kristin.

"Ayolah om", ajak  Kristin(Riani) ke pak Didi.

"Tenang saja dulu Tin, kita ngobrol-ngobrol saja dulu" sahut pak Didi dengan wajah kalam.

"Soalnya saya nanti ditegor dengan boss saya" kata Kristin.

Pak Didipun mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari Kristin, mengapa dia terjun kedunia hitam itu.

"Aku sudah sakit oleh ulah laki-laki yang tidak bertanggung jawab, aku malu terhadap keluarga dan teman-temanku, Aku pasti dibenci kedua orangtuaku. Allah pasti membenci saya." Dia menangis menumpahkan kesedihannya kepada pak Didi.

Pak Didipun membuka Alkitabnya yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Alkitab tersebut dibungkus pakai koran.

"Kamu Rindu nggak bertemu dengan keluargamu?" Tanya Pak Didi.

"Aku Rindu sekali pak, tetapi maukah mereka menerimaku?" dia balik bertanya.

"Tuhan sendiri selalu terbuka tanganNya menerima orang berdosa dan berpaling ke Jalan yang benar. Ingat Maria Magdalena si Pelacur itu ? Tuhan Yesus mengampuninya bukan ? Tuhan datang ke dunia untuk menyembuhkan orang-orang sakit, agar sembuh. Maukah kamu kembali ? Tuhan dan orangtuamu pasti mau menerimamu. Saya jamin" ujar pak Didi memberi semangat.

"Tapi saya sudah terikat kontrak dengan germo disini" ujarnya. "Nanti saya dituntut ganti rugi" kata Kristin.

"Baiklah kalau begitu,saya akan menghadap germo agar kamu diijinkan keluar. Masalah itu, serahkan kepadaku",ujar sang marinir. Dari pertemuan pertama dengan pak Didi, tidak serta merta Kristin dapat meninggalkan pekerjaannya.

Masih ada sekitar 2 bulan Kristin melakukan pekerjaannya sebagai WTS. Untuk mempercepat prosesnya, maka pak Didi minta kepada Germo dan Kristin agar memberikan waktunya setiap minggu kepada pak Didi, sambil mengatur strategi dan menghubungi gereja yang mau menerima Kristin nanti. Setiap kunjungan pak Didi ke Kristin, dia tetap membayar sebagaimana setoran Kristin ke Germo.

Setelah lobbying kepada gereja,dan keluarga akhirnya tibalah saatnya Kristin keluar dari komplex prostitusi. Pak Didi mengatakan bahwa dia akan mengawini Kristin. Untuk meyakinkan sang germo, pak Didi juga mengajak ayah Kristin bersama-sama membuat pernyataan tanpa sepengetahuan Kristin.

Akhirnya tibalah Kristin dibawa pulang, tetapi bukan ke rumah orangtuanya. Dia dititipkan kesalah sebuah gereja, dan mendapat katekisasi dari Pendeta.

Setelah cukup mendapat katekisasi, pada acara kebaktian hari Minggu berikutnya, Pak Didi mengajak orangtua Riani ikut kebaktian, tetapi diminta duduk dibelakang saja. Orangtua mereka tidak tahu pada saat itu ada acara khusus mengenai anaknya yang hilang. Riani(Kristin) pun sudah dipersiapkan mentalnya untuk mengakui dosa-dosanya dihadapan Jemaat. Lagu Pujian yang berjudul Sai Mulak,sai Mulak dst.. berkumandang.

Dengan tegar dia mengakui dihadapan penatua dan Jemaat. Tibalah acara ucapan selamat kepada Kristin yang sudah pulang dari Parjalangan. Satu per satu jemaat menyalaminya, dan terakhir orangtua Kristin datang.

Kristin langsung mencium kaki kedua orangtuanya(sungkem). Airmata tak terbendung lagi. Orangtua Riani juga juga memeluk pak Didi, dan mengucapkan terima kasih banyak atas kembalinya anak yang hilang ke jalan yang benar. Pak Maruli dan Isteri menangis terharu atas usaha pak Didi. Pendetapun bercerita bahwa semuanya ini adalah berkat usaha pak Didi memohon kepada Tuhan.

Dari kumpulan 100 domba, satu diantaranya hilang. Inilah tugas gereja dan jemaat mencari domba-domba yang hilang dan berkumpul bersama lagi. Pekerjaan ini sudah dilakukan oleh pak Didi dengan baik. Dia hanya jemaat biasa, tetapi terpanggil membawa manusia yang kehilangan arah ke jalan yang dikehendaki Tuhan.

Saat Ini Riani sudah dipersunting oleh laki-laki yang bertanggungjawab dan bekerja disalah satu instansi pemerintah. Pak Didi saat ini adalah Satpam di sebuah gereja,tetapi anak-anaknya menjadi pelayan-pelayan Tuhan semua, ada anaknya menjadi seorang dokter tetapi tetapi aktif melayani.

Berikan Selagi Ada Kesempatan

Malam ini terasa amat dingin, sunyi dan sepi... Aku memandang ke sekeliling ruangan kamar ayahanda. Ibu, adik-adik, bibi dan pamanku ada di sana dengan tangisan pilu mereka. Ini adalah malam terakhir kami berkumpul bersama ayah, pahlawan kami tercinta. Setelah bertahun-tahun mengidap penyakit jantung dan diabetes, dan berbulan-bulan lamanya dirawat di RS, akhirnya ayah "memilih" pergi untuk selamanya. Aku menggigit bibir, perih menatap tubuhnya yang begitu kurus. Ia tak segagah dulu, seperti ketika ia masih sehat dan memimpin perusahaan serta bisnisnya. Ayahku kini berbeda... Namun, ia seorang ayah yang tetap sama. Yang begitu mencintai isteri dan anak-anaknya.. Yang selalu siap berkorban bagi kami... Ia tetap manusia yang sama. Yang menyayangi setiap orang dengan amat dalam... Yang selalu berusaha membahagiakan orang lain..

Airmata menggenang di pipiku, tak kuasa aku menahan perih dan kesedihan. Sesaat, pikiranku melayang ke masa lalu. Selama bertahun-tahun lalu, kerapkali aku melukai hati sang ayahanda. Kata-katanya yang disampaikan sebagai nasihat, selalu kusalahartikan dan kuanggap sebagai cara seorang ayah otoriter yang ingin mengendalikan puterinya. Berkali-kali kami bertengkar. Hanya beberapa hari saja masa tenang berada di antara kami, setelah itu akan ada hal-hal yang kami ributkan, yang bila kurenungkan kini semuanya didasarkan atas kesalahanku. Ya, akulah yang bersalah! Ayah hanya berusaha menasihati. Karena rasa cintanya yang besar, ia berharap aku dapat berubah dan menjadi pribadi mengagumkan. Namun aku tak memahaminya..                                                                  

Pernah suatu hari kami bertengkar hebat. Lalu aku memutuskan untuk pergi dari rumah dengan diam-diam. Malam hari sebelum tidur, aku menyiapkan segalanya. Pakaian kumasukkan ke dalam beberapa tas. Buku-buku, arsip penting dll. Tak lupa kutorehkan rasa kecewa dan kekesalanku di atas sebuah kertas yang kumasukkan dalam sebuah amplop. Pada amplop itu ku tulis: "Untuk Ayah".

Esoknya, pagi-pagi sekali sebelum keluargaku terbangun, dengan mengendap-endap aku melangkah meninggalkan rumah yang selama ini menjadi tempatku bernaung. Hampir dua minggu lamanya aku pergi, meski akhirnya aku kembali ke rumah setelah kakakku mengirimkan sms yang berisi permohonannya agar aku kembali karena ayah sangat bersedih dan merasa bersalah. Ia khawatir bahwa rasa sedihnya itu akan semakin memperparah penyakit jantung ayah, yang seharusnya tak boleh berbeban berat.

Aku kembali ke rumah dengan sambutan ayah yang begitu baik. Ah, ia memang selalu berusaha meminta maaf padaku dan memperbaiki keadaan, meskipun akulah yang bersalah. Sedangkan aku terlalu sombong untuk memujanya.

Hari-hari berlalu, kurasakan ayah begitu berusaha agar aku tak marah lagi kepadanya. Ia sangat hati-hati dalam berbicara dan bersikap. Namun penyakitnya semakin hari semakin memburuk. Ia semakin sering merasakan sesak, sulit tidur, cepat lelah dll. Sampai akhirnya ayah harus dilarikan ke RS. Selama beberapa bulan ayah dirawat di beberapa RS yang berbeda, namun keadaannya tak jua membaik. Bahkan menurut para dokter, daya pompa jantungnya hanya tinggal 20 %. Operasi jantungpun bisa jadi gagal. Mendengar pernyataan dokter, membuat ayah mengambil keputusan. Sebuah keputusan yang besar baginya dan bagi kami. Ayah ingin dirawat di rumah saja! Ia memikirkan biaya operasi yang amat besar, padahal belum tentu berhasil. Jangan-jangan malah hanya akan meninggalkan hutang bagi kami, begitu pikirnya. Di samping ayah ingin melewatkan hari-harinya bersama keluarga. Seperti dulu..

Sayangnya kesempatan berkumpul bersama ayah, tak kupergunakan dengan amat baik. Aku malah seringkali menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor. Pergi di pagi hari, dan pulang malam hari. Begitu setiap hari. Niatku mungkin tidaklah buruk, aku hanya berusaha mendapatkan uang banyak agar dapat membantu biaya pengobatan ayah. Namun ternyata aku tak bijaksana. Seharusnya aku tahu bahwa yang paling dibutuhkan ayah saat itu adalah waktuku. Waktu untuk bersama dengannya. Waktu untuk saling meminta maaf dan memaafkan. Waktu untuk menyatakan rasa cinta di hati kami. Waktu yang tinggal sedikit baginya... Oh Tuhan Yesus, andaikan aku mengerti... Hanya dua minggu ayah di rumah. Dua minggu kesempatan yang diberikan Tuhan bagiku untuk memperbaiki segalanya, namun kusia-siakan.

Hari ini, sabtu 11 Maret 2006 pukul 01.10 dini hari, ayah menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Pada menit-menit terakhir sebelum ia pergi, aku mendengar dengan jelas tarikan nafasnya yang tertatih-tatih. Pada menit-menit terakhir itu aku menyadari segala kesalahan yang telah kubuat padanya, luka yang sering kugoreskan di hatinya yang mungkin telah memperparah penyakitnya selama ini. Aku mengingat kasih sayangnya dan segala bentuk kebaikannya. Aku merindukan tawanya, amarahnya, nasihatnya...

Di detik terakhir sebelum tarikan panjang nafasnya, tanda hidupnya di dunia telah berakhir, aku mengucapkan dua kata yang selama ini sulit kuucapkan kepadanya yakni: "Ayahku Sayang...". Ya, aku sangat menyayanginya namun tak pernah menyatakan dan mengekspresikan kasih sayang di hatiku. Aku menyesali setiap kesempatan yang pernah ada yang kubiarkan berlalu begitu saja tanpa ungkapan cinta padanya.  Aku menyesal....

Selagi waktu masih ada, berilah dan nyatakanlah cinta dan sayangmu kepada orang-orang yang selama ini telah menjadi bagian dalam hidupmu, dan sungguh berarti bagimu. Karena bila kesempatan itu telah pergi, engkau akan menyesalinya teramat dalam. Lebih menyakitkan dari rasa kehilangan itu sendiri.
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright 2013 Catatan ceritaTemplate by Bamz Templates|suport by Wibialwis Blog |Support Googel